Belajar Conversation dengan Mahasiswa UNDIP! Pembelajaran Bahasa Inggris Conversation Untuk Siswa-Siswi SMP N 2 Surakarta
Di tengah pandemi COVID-19 ini tentunya memaksa semua institusi pendidikan untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar secara online (daring). Tidak sedikit pelajar perlu membeli gadget dan peralatan pendukung baru demi kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar online tersebut. Setelah kurang lebih hampir dua tahun COVID-19 melanda Indonesia, sebagian besar pelajar telah beradaptasi dan terbiasa dengan kegiatan belajar mengajar secara online.
Tentunya dalam prosesnya, banyak pelajar yang telah mempelajari berbagai macam cara kerja gadget karena penggunaannya dalam kegiatan belajar mengajar selama sehari-hari. Kedekatan para pelajar dengan gadget sehari-hari itulah yang kemudian membuat para pelajar tidak asing dengan Bahasa Inggris, fenomena yang secara tidak sadar mendorong para belajar mempelajari Bahasa Inggris. Namun dikarenakan minimnya kontak sosial dengan sesama yang disebabkan pandemi COVID-19, membuat pembelajaran dan pemahaman Bahasa Inggris para pelajar terhambat dalam ilmu berbicaranya menggunakan Bahasa Inggris.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari TIM 1 KKN UNDIP 2021/2022 melakukan Pendampingan Pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak berumur 12-16 tahun (SMP). KKN dengan usungan Tema “Pemeberdayaan Masyarakat Pasca Pandemi COVID-19 Berbasis SDGs” ini diadakan oleh Universitas Diponegoro secara hybrid di daerah masing-masing mahasiswa dari 5 Januari 2022 – 15 Feburari 2022.
Pembelajaran yang dilakukan Mahasiswa UNDIP yang dimulai sejak 10 Januari ini difokuskan dengan materi Conversation Bahasa Inggris. Bahasa Inggris dipilih untuk dijadikan materi pembelajaran untuk anak SMP, dengan mempertimbangkan semakin modernnya perkembangan zaman yang menuntut banyak orang untuk bisa menuturkan bahasa asing pada era globalisasi ini.
Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris ini diikuti secara aktif oleh banyak siswa-siswi SMP N 2 Surakarta yang sudah mulai melakukan kegiatan belajar-mengajar secara 100% oleh semua muridnya. Terlebih datangnya mahasiswa sebagai pengajar dinilai sebagai angin segar karena lebih dekat dan relevannya kehidupan dan pengalamannya dalam menuntut ilmu membuat interaksi belajar-mengajar menjadi lebih proaktif dan menyenangkan.
Penulis: Koesa Adjie Pandega (Bahasa dan Kebudayaan Jepang/FIB 2018)
DPL: dr. Farmaditya Eka Putra, M.Si.Med., Ph.D