MINAT LITERASI ANAK RENDAH, MAHASISWA KKN UNDIP BERIKAN EDUKASI KEPADA PARA ORANG TUA PENTINGNYA BUDAYA LITERASI DALAM KELUARGA

Semarang (01/02/2022) — Menanamkan budaya literasi sejak usia dini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Mengenalkan dan membiasakan kegiatan literasi kepada anak tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan anak secara akademik, tetapi juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan logis, serta berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Hal ini tentunya akan membawa dampak positif jangka panjang bagi anak-anak. Dalam hal ini, para orang tua mengemban peran yang sangat penting dalam menerapkan kebiasaan berliterasi kepada anak sejak usia pra sekolah. Tetapi faktanya, tidak banyak orang tua yang sadar betapa pentingnya mengenalkan literasi sejak usia dini. Sementara di sisi lain, ekosistem pendidikan di Indonesia masih belum mendukung kesesuaian pendidikan literasi bagi anak. Salah satunya dibuktikan dengan rendahnya minat membaca masyarakat dan tingginya tingkat buta aksara di Indonesia.

Tujuan utama dari membiasakan kegiatan literasi pada anak, bukan hanya berfokus pada kemampuan anak dalam membaca dan menulis, tetapi juga menjadi landasan dalam membentuk generasi yang memiliki pola pikiri kreatif, kritis, dan logis dalam menyikapi informasi. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN Undip melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran para orang tua akan pentingnya budaya literasi dalam keluarga dengan memberikan edukasi secara daring melalui grup WhatsApp RW. 03 Kelurahan Kaliwiru. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2022.

Bentuk edukasi tersebut dikemas dalam sebuah video yang berisi pembahasan mengenai pentingnya kegiatan literasi bagi anak, manfaat kegiatan literasi bagi anak, serta cara menerapkan 3S (Sadar, Stimulus, Sharing) sebagai upaya untuk mengenalkan dan membiasakan kegiatan literasi bagi anak. Selain itu, mahasiswa KKN juga memberikan panduan bagaimana memperoleh bahan bacaan alternatif dengan memanfaatkan perangkat gawai yang mereka miliki, misalnya dengan menggunakan aplikasi perpustakaan digital seperti iPusnas.

Melalui edukasi ini, para orang tua diharapkan dapat menjadi penggerak literasi bagi anak dengan secara konsisten menerapkan pola 3S (Sadar, Stimulus, Sharing) untuk melahirkan generasi yang berkarakter dan bermoral. Penerapan 3S perlu dilakukan secara berulang agar kegiatan literasi menjadi kegiatan yang mengakar dan menjadi budaya dalam keluarga.

Penulis: Novia Haryanti (Fakultas Ilmu Budaya/Sastra Indonesia/13010118120031)
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Eng. Agus Setyawan, S.Si., M.Si.