4 Sehat 5 Sempurna Bukan Lagi Pedoman Gizi Indonesia, Pedoman Gizi Seimbang (PGS) perlu Digencarkan
Wonosobo(7/02/2022) Pengetahuan akan gizi seimbang di Indonesia sebagian besar masih rendah. Beberapa orang belum mengetahui tentang isi pedoman gizi seimbang, bahkan golongan pelajar salah satunya remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih menyebut gizi seimbang sebagai 4 Sehat 5 Sempurna. Saat ini penyebutan 4 sehat 5 sempurna sudah tidak berlaku lagi, sekitar akhir tahun 2000-an Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sudah diterapkan.
Berdasarkan survei program Gerakan Nusantara 2017 yang dilakukan oleh Frisian Flag bekerja sama dengan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI ternyata pengetahuan tentang PGS masih rendah. Sosialisasi gizi seimbang belum dilakukan dengan baik.
Rabu, 19 januari 2022 mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP melaksanakan sosialisasi pedoman gizi seimbang di SMP N 2 Leksono. Sosialisasi tersebut dilatarbelakangi oleh hal yang sama seperti kondisi di Indonesia, yaitu rendahnya pengetahuan remaja tentang pedoman gizi seimbang. Berdasarkan informasi dari sekolah setempat, belum pernah dilakukan sosialisasi gizi seimbang. Sosialisasi diikuti oleh siswa-siswi kelas 8 yang berjumlah 22 siswa. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan membatasi peserta sosialisasi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam 2 sesi. Sesi pertama dilaksanakan untuk 14 siswa pertama pada pagi hari. Selanjutnya sesi ke-2 yaitu siang hari diikuti oleh 8 siswa.
Pada saat pelaksanaan sosialisasi, sebagian besar siswa-siswi masih belum mengetahui tentang pedoman gizi seimbang. “Gizi seimbang itu ya 4 sehat 5 sempurna” “Gizi seimbang yang penting makan bergizi” hal tersebut yang diutarakan oleh beberapa siswa-siswi SMP 2 Leksono. Padahal, gizi seimbang tidak hanya makan bergizi saja tetapi ada aktivitas fisik, konsumsi makanan beragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta memantau berat badan setiap bulan.
Sosialisasi gizi seimbang berjalan dengan lancar. Sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan media power point dan poster. Poster tersebut ditempelkan di area sekolah salah satunya di papan majalah dinding bersamaan dengan beberapa poster lain. Selain itu, setelah sosialisasi di sekolah dibentuk grup whatsapp untuk monitoring dan pembagian materi sosialisasi. Grup tersebut juga dapat berfungsi sebagai media tanya jawab dengan peserta.
Melalui sosialisasi ini diharapkan para remaja dapat menerapkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan status gizi masyarakat. Selain itu, sosialisasi gizi seimbang juga tetap perlu dilakukan tidak hanya sekedar bagi remaja tetapi bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Program sosialisasi gizi seimbang merupakan bentuk dukungan SDG’s ke-2 yaitu untuk menyelesaikan segala bentuk masalah gizi yang ada.
Penulis : Anggit Rizkika
DPL : Retna Hanani, S.sos, MPP
Lokasi KKN : Desa Manggis, Kecamatan Leksono,Kabupaten Wonosobo