Tingkatkan Pemahaman Kesehatan Balita, Ciptakan Generasi Emas di Desa Sokawera
Banyumas (07/02) – SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan tujuan global bagi seluruh negara dengan penekanan “menutup kesenjangan” untuk menjamin tidak ada seorang pun yang tertinggal di perjalanan menuju pembangunan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang telah diselaraskan dengan point SDG. Stunting merupakan salah satu target SDGs pada tujuan nomor 2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mecapai ketahanan pangan. Berdasarkan data RISKESDAS 2018 terdapat 30,8% anak mengalami stunting, pada desa sokawera sendiri terdapat 17 anak mengalami sangat pendek (severely stunted) dan 39 anak mengalami pendek (stunted). Anak mengalami stunting disebabkan dengan kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan, seorang anak dikatakan stunting apabila status gizi PB/U ≤ – 2SD. Stunting berdampak pada kemampuan kognitif dan rendahnya produktivitas jangka Panjang sera dapat menyebabkan kematian, hak ini dikarenakan stunting bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula). Maka dari itu stunting perlu mendapatkan perhatian khusus, selain pemenuhan gizi seimbang perlu rutin melakukan pengukuran antropometri di posyandu untuk memantau status gizi anak. Adanya perbedaan pengukuran atau bias dapat mempengarruhi status gizi anak, maka dari itu kader posyandu memiliki peran penting dalam pengukuran antropometri anak. Posyandu merupakan pelayanan Kesehatan terdekat bagi masyarakat, maka dari itu pelayanan perlu diperhatikan. Hal ini juga terdapat pada tujuan SDGs nomor 3 yaitu mengenai kehidupan sehat dan sejahtera.
Dalam upaya membantu tercapainya SDGs utamanya dalam menurunkan angka stunting di Desa Sokawera, mahasiswa KKN TIM 1 Undip mengadakan sosialisasi edukasi stunting bagi ibu balita di Posyandu Melati 2 yang memiliki jumlah bayi stunting tertinggi di posyandu Desa Sokawera. Selain itu, dilaksanakan program edukasi dan praktik antropometri balita di posyandu bagi ibu kader posyandu Desa Sokawera yang dilaksanakan di balai desa Sokawera, Program ini dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol Kesehatan yang berlaku, serta didampingin oleh ibu Lili selaku bidan Desa Sokawera.
Program dimulai dengan edukasi stunting bagi ibu balita yang dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2022 bersamaan dengan kegiatan posyandu melati 2 yang dihadiri oleh kader posyandu melati 2 dan ibu balita sebagai peserta program. Materi yang disampaikan yaitu definisi stunting, factor risiko stunting, dampak dari stunting, asupan gizi yang perlu diperhatikan selama stunting, strategi mengatasi stunting, dan tips penanganan stunting. Kegiaatan berjalan lancar dan ibu balita memiliki antusias selama pelaksanaan program terutama saat tanya jawab yang kemudian diakhiri dengan pembagian bingkisan kepada ibu balita teraktif selama kegiatan. Kegiatan ini tentu berdampak positif terbukti dengan meningkatkan pengetahuan pada skor pre dan post test.
“Program seperti ini merupakan program yang jarang namun dibutuhkan oleh ibu balita di Posyandu melati 2. Harapannya dengan adanya program edukasi stunting bagi ibu balita di posyandu melati 2 tidak hanya menambah wawasan bagi ibu-ibu balita, namun lebih memperhatikan lagi mengenai status gizi anak terutama persoalan stunting” Ujar ibu Gayati selaku ketua kader posyandu melati 2
Program terkait SDG dilanjutkan yaitu dengan edukasi dan pelatihan antropometri balita di posyandu pada ibu kader posyandu yang dilaksanakan pada 28 Januari 2022 dengan dihadiri oleh seluruh ibu kader posyandu di Desa Sokawera. Materi yang disampaikan saat edukasi yaitu mengenai pengertian antropometri, pentingnya antropometri pada balita, alat pengukuran antropometri, mekanisme posyandu 5 meja, parameter antropometri pada balita, pengertian dan pengisian KMS (kartu menuju sehat) dan status gizi pada balita. Sedangkan pada praktik antropometri dilakukan demonstrasi dengan pengukuran tinggi badan, Panjang badan, berat badan, lingkar lengan atas dan lingkar kepala. Selama kegiatan berlangsung ibu kader posyandu sangat tertarik dan antusias, hal ini terlihat saat kegiatan praktik dan tanya jawab. Antusias ibu kader juga terlihat dengan kenaikan nilai pre dan post test yang diberikan. Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan bingkisan kepada ibu kader teraktif selama kegiatan berlangsung.
“Kegiatan pelatihan bagi kader posyandu di Desa Sokawera memang sudah lama tidak ada karena adanya pandemic covid-19. Harapannya dengan adanya pelatihan kader posyandu di Desa Sokawera dapat membantu ibu-ibu kader mengingat Kembali pengukuran yang baik dan benar, serta dapat meningkatkan ketelitian saat pengukuran. Hal ini karena, balita merupakan kelompok yang rawan sehingga status gizi sangat perlu diperhatikan” ucap ibu Lili selaku Bidan Desa Sokawera
Di akhir program nantinya akan dibagikan booklet stunting bagi ibu balita di Posyandu Melati 2 dan buku saku antropometri bagi seluruh ibu kader posyandu di Desa Sokawera. Harapannya agar kelompok sasaran dapat mengingat materi yang diberikan dan mulai mengimplementasikan materi di kehidupan sehari-hari, sehingga terjadi penurunan angka stunting di Desa Sokawera dan membantu pemerintah dalam pemenuhan target RPJMN 2020-2024 yaitu penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024.
Penulis : Sabela Nadhira R
Editor : Hendrik Anggi S