Manfaatkan Sampah Daun Kering, Mahasiswa KKN Jelaskan Cara Pengelolaannya Menjadi Kompos

Sampah merupakan masalah umum yang terjadi disetiap lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Berawal dari sampah organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga dibuang tanpa diolah serta mewabahnya Covid-19 di Indonesia, menyebabkan aktivitas sehari-hari masyarakat lebih banyak dihabiskan di rumah sehingga bercocok tanam menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengisi kegiatan luang di rumah, khususnya ibu-ibu Kelompok Srikandi Tangguh RW 11 Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

S-94543884
Kompos dari Sampah Daun Kering

Kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk kompos dilakukan di Rumah Warga RW 11 Kelurahan Bringin (30/01) bersama dengan ibu-ibu anggota Srikandi Tangguh RW 11. Proses pembuatan pupuk kompos menggunakan limbah rumah tangga dengan bantuan mikroorganisme yang biasa disebut EM4. Limbah rumah tangga membutuhkan waktu 1-2 bulan hingga menjadi kompos yang sudah berubah warna menjadi cokelat kehitaman. Pupuk kompos ini juga dapat dimanfaatkan ibu-ibu yang memiliki hobi baru saat pandemi yaitu bercocok tanam. Proses ini dilakukan selama 1- 2 bulan dengan melakukan follow up pengadukan dan penambahan EM4 serta tanah ke dalam komposter tersebut setiap 2 hari sekali. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat Bulusan dapat membuat pupuk kompos secara mandiri dan juga mengurangi limbah rumah tangga

S-94543882
Pemaparan Materi Pembuatan Kompos

Ibu-ibu pun aktif dalam bertanya mengenai tahapan – tahapan, fungsi dan alasan pemakaian dari setiap bahan pembuatan pupuk kompos yang dijelaskan. Dengan adanya program ini, semoga bisa bermanfaat dan diemplementasikan oleh masyarakat.

Penulis: Janti Anindya Prastiti

DPL: Dr. Didik Pramono, M.SI.,Med.