Sosialisasi Data Cakupan Vaksin untuk Timbulkan Kesadaran Pelaksanaan Vaksin
Semarang (08/02) – Vaksinasi merupakan salah satu bentuk penanganan wabah virus COVID-19 oleh pemerintah di Indonesia. Langkah ini digunakan untuk memperkuat tubuh agar tidak mudah terjangkit dan tertular virus tersebut. Terdapat beberapa jenis vaksin yang digunakan untuk penanganan COVID-19 yang telah lolos BPOM, diantaranya yaitu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax.
Upaya vaksinasi ini awalnya menimbulkan pro dan kontra di masyarakat dimana banyak beredar hoax mengenai vaksinasi COVID-19 yang mengakibatkan banyak masyarakat yang menolak untuk melakukan vaksin. Namun, setelah banyak berita yang memberikan penjelasan mengenai vaksin secara benar dan jelas, masyarakat mulai bersedia melakukan vaksin yang disediakan pemerintah.
Vaksinasi di Indonesia dilakukan dalam 3 kali yaitu dengan dosis pertama, dosis kedua dan dosis ketiga. Dosis pertama bisa didapatkan melalui tempat-tempat yang menyediakan vaksinasi seperti puskesmas, rumah sakit, universitas, sekolah, dll. Setelah menerima dosis pertama, sebulan setelahnya baru dapat menerima dosis kedua. Lalu untuk dosis yang ketiga baru bisa didapatkan 6 bulan setelah mendapatkan dosis kedua.
Untuk memperlihatkan jumlah vaksinasi di Indonesia, seorang mahasiswa jurusan Statistika Universitas Diponegoro bernama Hasna Faridah yang tengah melakukan KKN di Kelurahan Gedawang memberikan edukasi kepada karang taruna mengenai jumlah data vaksinasi di Indonesia serta Jawa Tengah.
Per hari Jumat (04/02) masyarakat Indonesia yang telah menerima vaksin dosis pertama sudah sangat banyak. Jumlahnya sudah sekitar 89% dari seluruh penduduk di Indonesia dengan provinsi paling tinggi penerima vaksinasi yaitu pada DKI Jakarta, dimana di Ibu Kota juga dimulainya program vaksinasi. Untuk dosis kedua sendiri sudah mencapai ±63%.
Dosis ketiga atau yang dikenal sebagai vaksin booster belum lama ini disediakan oleh pemerintah karena Indonesia dirasa memerlukan booster setelah mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua. Oleh karena itu, dengan syarat vaksin tersebut serta keberadaannya yang baru-baru saja membuat penerima vaksin booster ini belum banyak yaitu sebesar 2,5%.
Dengan dilakukannya sosialisasi mengenai data vaksinasi di Indonesia kepada kaum muda mudi yaitu karang taruna Kelurahan Gedawang diharapkan dapat memberikan kesadaran akan pentingnya vaksin serta dapat mengedukasi kaum yang lebih muda dan yang lebih tua juga untuk melakukan vaksinasi dari pemerintah.