REPORTASE 1: MAU TANGAN STERIL DAN BEBAS KUMAN TAPI GAPAKE SENTUH? BISA DONG! MAHASISWA KKN TIM 1 UNDIP 2022 MENCIPTAKAN ALAT INI HANYA DENGAN BAHAN YANG SEDERHANA
Candi, Candisari, Kota Semarang (09/02/2022) – masa pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah masuk pada era new normal. Kebiasaan baru atau new normal bukan berarti pandemi sudah berakhir namun kita akan tetap hidup berdampingan dengan COVID-19 sampai waktu yang tidak dapat ditentukan, oleh karena itu new normal menjadi salah satu pedoman untuk melakukan kebiasaan paru pada saat masa pandemi masih berlangsung. Angka penularan COVID-19 di Indonesia pada tahun 2021 sudah sangat menurun secara signifikan, tetapi pada awal tahun 2022 Indonesia kembali dikejutkan dengan adanya COVID-19 varian baru yaitu Omicron. Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia harus lebih meningkatkan kesadaran untuk terus menaati protokol kesehatan yang berlaku pada masa pandemi ini.
Angka kesembuhan COVID-19 di Jawa Tengah mengalami peningkatan secara signifikan. Menurut jatengprov.co.id Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi yang menyubang angka kesembuhan Covid-19 tertinggi di Indonesia per 30 November 2021. Terkhusus untuk Kota Semarang angka kesembuhan juga dapat terbilang tinggi. Menurut data informasi COVID-19 Kota Semarang yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang per 10 Januari 2022, dengan adanya angka kesembuhan yang tinggi ini mengakibatkan pelonggaran peraturan yang terkait dengan pembatasan aktivitas di luar ruangan. Hal tersebut secara otomatis akan berdampak pada seluruh aktivitas, termasuk untuk warga Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Kelurahan ini sudah mulai rutin untuk mengadakan kegiatan mingguan seperti; kegiatan pemberantasan jentik/sarang nyamuk, kerja bakti, dan berbagai macam kegiatan rutin lainnya dimana kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan.
Protokol kesehatan harus tetap berjalan walaupun sudah terdapat pelonggaran aktivitas/kegiatan. Salah satu implementasi yang dapat diterapkan adalah menjaga kebersihan terutama kebersihan tangan dengan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, terutama setelah menyentuh barang-barang yang berada pada tempat umum merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan COVID-19. Hand Sanitizer adalah dapat menjadi salah satu solusi praktis untuk mensterilkan tangan karena memiliki ukuran lebih ringkas serta tidak membutuhkan media bilas dalam penggunaannya. Namun penggunaan hand sanitizer di tempat umum dapat berisiko dalam transmisi penularan COVID-19 karena cara penggunaannya yaitu dengan menekannya dengan tangan.
Oleh karena itu, saya Prasmana Soesanto selaku Mahasiswa KKN TIM 1 Universitas Diponegoro yang berlokasi di Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari berinisiatif membuat hand sanitizer dispenser yang tidak perlu ditekan dengan telapak tangan. Pengguna cukup menginjakkan pedal pada touchless hand sanitizer dispenser sehingga alat tersebut akan mengeluarkan cairan hand sanitizer secara otomatis. Program ini dilaksanakan dengan membuat alat touchless hand sanitizer dispenser yang telah mendapat persetujuan dari Bapak Hartanto, S.Sos, M.Si. , selaku Lurah Kelurahan Candi.
Prinsip kerja dari touchless hand sanitizer dispenser ini sangatlah sederhana yaitu cukup injak pedal kemudian cairan akan keluar dengan sendirinya. touchless hand sanitizer dispenser ini dibuat dengan bahan dasar pipa paralon dengan ukuran ¾ inch dan pipa listrik yang berukuran 20 mm yang dipotong sesuai kebutuhan. untuk bahan penyambungnya menggunakan 4 penyambung pipa L ¾ inch, 4 penyambung pipa ½ inch, dan 6 penyambung pipa cabang dua ¾ inch. Touchless handsanitzer ini nantinya akan tempatkan di balai RT 03 RW 01 Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari agar nantinya alat ini dapat digunakan dengan baik dan dapat mendukung berjalannya protokol kesehatan pada lingkungan RW 01 Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari.
Penulis: Prasmana Soesanto (21040118110003)
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr.Eng. Agus Setyawan, S.Si., M.Si.
Lokasi KKN: Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang