10 MINUTES FOR BETTER ENGLISH! (Mahasiswa KKN Tim I Undip Mensosialisasikan Pentingnya Belajar Bahasa Inggris Sejak Dini Bagi Siswa di Desa Manggis)
Wonosobo (09/02) Seiring dengan perkembangan zaman, kemudahan akses dalam media komunikasi terus berkembang pesat, sehingga kita dapat berinteraksi baik yang dekat secara wilayah kita maupun di luar jangkauan. Namun, apakah dapat kita sadari ketika kita tengah ingin komunikasi dengan orang asing yang tidak bisa satu bahasa dengan kita akan menjadi permasalahan yang cukup serius? Tenang, saya punya solusinya, yaitu dengan memulai mempelajari bahasa yang telah di akui secara internasional yaitu salah satunya adalah Bahasa Inggris.
Sudah tidak asing lagi khususnya sekolah yang ada di Indonesia menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai program pembelajaran wajib. Baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA yang tentunya sudah di sesuaikan dengan standar kompetensi secara nasional. Namun fakta nya pada saat saya memiliki kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan siswa SMP N 2 Leksono kelas VII A, masih banyak siswa yang mengeluh, dan merasa pembelajaran Bahasa Inggris ini merupakan pelajaran yang sangat sulit. Kemudian saya mencoba untuk memberikan gambaran apa yang sebenarnya menjadi pemicu mengapa mereka menganggap Bahasa Inggris demikian susah, yang akan coba saya ulas ke dalam reportase ini sebagai berikut:
a. Pembelajaran Yang Monoton
Metode pembelajaran yang menarik adalah salah satu kunci utama untuk membuat suasana pembelajaran lebih hidup. Gaya pembelajaran yang sudah ketinggalan zaman akan membuat siswa menjadi semakin jenuh, sehingga sudah dapat dipastikan apabila terus di biarkan maka daya minat untuk belajar akan semakin berkurang. Penjelasan satu arah dari siswa ke guru merupakan penyebab timbulnya rasa bosan tersebut.
b. Hanya Terfokus Dengan Tugas Tertulis
Masih teringat dulu ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap kali bapak atau ibu guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris datang ke kelas, beliau meminta kami langsung mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) tanpa di beri tahu bagaimana dan apa materi yang tengah akan di kerjakan. Semua kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris bermuara pada perintah mengerjakan tugas tertulis yang jawabannya sudah pasti. Kebebasan dalam bermain peran, mengasah kemampuan speaking skills. Seolah terpinggirkan oleh soal yang di LKS. Memamng sah-sah saja menggunakan buku sebagai sebuah panduan, tapi memberi kesempatan untuk siswa dalam berekspresi bukanlah hal yang buruk bukan?
c. Hanya Dipakai Di Kelas
Faktanya kita tidak dapat terus menyalahkan guru kita atau berpasrah dengan keadaan. Apakah kalian sadar bahwa kesalahan terbesar kita dulu kita lakukan adalah hanya menggunakan Bahasa Inggris dalam kelas saja? Hal tersebut sangat berdampak pada hasil kemampuan Bahasa Inggris kita, apa yang sudah kita pelajari dalam kelas akan menguap begitu saja setelah pelajaran usai. Bagaimana tidak? Sering kali saat saya ingin mecoba berbicara Bahasa Inggris acapkali teman saya bilang “jangan sok iye deh pakai Bahasa Inggris segala! Ngga pantes lu” ucap salah satu teman saya kala itu. Pernahkah kalian mengalami hal yang sama? Kadang kita lebih baik memilih untuk tidak pakai Bahasa Inggris daripada nanti di olok-olok oleh teman di sekitar kita.
d. Terlalu Fokus Dengan Grammar
“Eh Ndah, ini grammar nya udah bener belum sih? Harusnya pakai present tense, future, atau perfect tense yah? Duh takut salah nih gua” ucap Udin yang tengah bertanya pada Indah saat di kantin sekolah.
Apakah masa-masa tersebut pernah kamu lalui? Jika iya maka kita memiliki nasib yang sama. Memang tidak dipungkiri jika kita sudah paham betul mengenai grammar yang dimana merupakan modal basic yang harus kita kuasai, tapi kita kadang lupa bahwa grammar bukanlah satu-satunya yang dapat kita pelajari secara terus-menerus. Mempelajari grammar secara berlebihan malah justru apabila nantinya hasilnya adalah kegagalan maka dikhawatirkan kita akan merasa ciut atau kerdil saat kita ingin mengekspresikan dengan Bahasa Inggris. Hasilnya? Kita terlalu banyak berfikir tentang grammar sehingga kita lupa untuk mempelajari speaking atau listening. Kita tidak bisa menggunakan Bahasa Inggris secara “produktif” karena “takut salah”
e. Metode Kurang Menarik
Menghapal vocab dan rumus tenses, mendengarkan ceramah guru, membaca teks yang ada di LKS, mendengarkan teks audio dari buku cetak, Seperti itu terus diulang-ulang dari awal hingga akhir tahun pembelajaran tanpa adanya variasi pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini seolah membuat kita tanpa tidak sadar meng-lYA-kan bahwa belajar Bahasa Inggris itu tidak menyenangkan karena hanya sekedar menghapal, mendengarkan, membaca, menulis, dan begitu seterusnya. Metode penyampaian yang kurang variatif dan tepat sasaran bisa jadi menimbulkan mental block tersendiri ketika kita mendengar kata Bahasa Inggris, Semacam trauma belajar? Hmm.. Bisa jadi!
Dari semua penjelasan saya di atas kita jadi tahu ternyata masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang itu dapat terhambat saat ingin mempelajari bahasa asing. Dalam sesi diskusi saya di kelas VII A SMP N 2 Leksono, agar dapat secara jelas solusi yang terbaik apa yang kiranya saya dapat beri sesuai dengan pengalaman saya kuliah di jurusan Sastra Inggris, saya menanyakan apa hobi mereka. Mengapa demikian? Karena bagi saya untuk dapat terlatih dalam suatu hal kita harus tau terlebih dahulu sebenarnya minat serta modal yang sudah ada yang ada pada diri kita itu apa saja seperti hobi, gemar berbicara, membaca dan lain sebagainya. Yang nantinya dapat membantu mempermudah proses dalam belajar bahasa asing agar semakin maksimal.
Jawaban dari mereka pun beragam. Ada yang hobinya lebih ke membaca buku, menyanyi, mendengarkan musik, bahkan ada juga yang memiliki hobi menonton film. Dalam diskusi tersebut kemudian saya mencoba menggambarkan dari kegiatan mereka itu coba “english-kan” telinga, mata dan pikiran kita. Misalnya tadi yang memiliki hobi menyanyi, cobalah untuk memutarkan lagu berbahasa Inggris favorite kemudian mencoba kira-kira lirik yang di nyanyikan itu kata-kata nya seperti apa tanpa mencari lirik di internet. Kemudian apabila suka menonton film, cobalah untuk menonton film favorite mu namun harus berbahasa Inggris ya!
Langkah berikutnya adalah tontonlah menggunakan headset kamu, serta usahakan menonton di lingkungan yang kondusif akan membantumu jauh lebih berkonsentrasi. Inilah bagian paling seru serta menantang, cobalah putar film favorite mu itu sebanyak 2 kali, tanpa subtitle atau terjemahan ya! Cobalah menerka apa yang sedang mereka katakan dengan di barengi gerakan serta penokohan mereka. Catat kosa kata yang sekiranya asing di telinga mu, dan untuk kali ini kalian boleh menggukan kamus untuk mencari artinya setelah film selesai diputar. Setelah dirasa cukup yakin sudah paham tentang percakapan mereka, putarlah kembali menggunakan subtitle Bahasa Inggris ya!
Dan selamat kamu sudah 10 langkah lebih maju dari sebelumnya! Sadar tidak apa yang tadi kalian lakukan, kalian telah mempraktekan sedikitnya 3 dasar belajar bahasa loh. Ngga percaya? Nih buktinya pada saat kalian menonton telinga “listening”, pikiran “critical of thingking”, serta saat kalian menulis “writing” kosa kata yang asing itu adalah basic nya. Bayangkan kalau kalian rutin melakukan metode tersebut. Saya rasa tidak akan mustahil kalau nantinya ketika kalian hendak menonton film Bahasa Inggris lainnya, walaupun tidak tersedia subtitle kalian akan lebih dapat menikmati jalannya cerita dari film favorite kalian jauh lebih mudah.
Jadi belajar bahasa asing apapun akan terasa lebih mudah apabila kita memiliki kemauan, kemampuan untuk konsisten, dibarengi dengan hobi yang mendukung kita, yang nantinya kita kaitan dengan Bahasa Inggris. Demikian reportase program ini saya tulis, semoga dapat bermanfaat bagi anda para pejuang Bahasa Inggris! Tentu dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat saya butuhkan. Semangat menjalani hari, tetap waspada, patuhi protokol kesehatan. Stay save and healthy!
Penulis : Rifki Okta Setiawan NIM.13020118120021 (Jurusan Sastra Inggris 2018, Fakultas Ilmu Budaya)
DPL : Retna Hanani,S.Sos, MPP
Lokasi KKN : Desa Manggis, Dusun Ngepoh, kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah