PELESTARIAN BUDAYA, MAHASISWA UNDIP MEMPERKENALKAN KEMBALI PERMAINAN TRADISIONAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR SEBAGAI SALAH SATU CARA MEMBENTUK KARAKTER ANAK

MI Ma’arif Karanganayar
SD N Karanganyar

Kabupaten Magelang, (09/02) – Perkembangan teknologi modern perlahan-lahan mulai menggeser budaya bermain tradisioal pada anak-anak. Secara tidak langsung permainan modern akan memunculkan efek negatif bagi anak-anak jika berlebihan. Salah satunya muncul sifat individualisme dan kecanduan dalam bermain gadget.

Pentingnya pelestarian permainan tradisional menjadi salah satu cara untuk membentuk karakter anak menjadi indvidu yang mudah bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. Kegiatan bermain menjadi salah satu kegiatan yang bersifat fungsional dalam proses enkulturasi dan sosialisasi. Nilai-nilai yang dianut akan mudah dipahami, diterima, diyakini keberadaannya, dan dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku dan bertindak di masyarakat.

Melihat kondisi tersebut, Annisya Hernawati (21) menjadi salah satu Mahasiswa KKN Tim 1 2021/2022 Universitas Diponegoro turut andil dalam kegiatan memperkenalkan kembali permainan tradisional pada siswa Sekolah Dasar. Kegiatan di laksanakan selama dua hari, pada tanggal 3 februari 2022 di MI Ma’arif Karanganyar, Borobudur dan 5 februari di SD Negeri Karanganyar, Borobudur. Berbagai permainan tradisional yang di perkenalkan kepada siswa antara lain gobak sodor, betengan, damparan, deng-dengan, engklek, dakon, dan bola bekel.

permainan deng-dengan (lompat tali) bersama siswa MI Ma’arif Karanganyar
permainan damparan bersama siswa SD N Karanganyar

Kegiatan dimulai dengan pemberian edukasi mengenai pentingnya melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan kepada siswa-siswa. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan bermain bersama di dalam ruangan dan di luar ruangan. Seluruh siswa kelas satu, dua, tiga, dan empat dibagi ke dalam beberapa kelompok permainan tradisional dan dipandu oleh mahasiswa KKN Tim 1 2021/2021 Universitas Diponegoro. Adanya kegiatan tersebut, seluruh siswa merasa antusias dengan kegiatan permainan tradisional tersebut.

“Anak-anak banyak yang senang, kebetulan anak-anak di rumah setiap harinya juga bermain seperti itu. Dengan adanya kegiatan permainan tradisional kemarin diharapkan anak-anak dapat meneruskan dalam bermain dengan senang dan semangat” (Ibu Emi, Kepala Sekolah SD N Karanganyar)

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode edukasi dan bermain bersama. Dengan memperkenalkan budaya permainan tradisional selain melestarikan budaya, juga dapat membentuk karakter atau pola perilaku anak yang dapat bekerja sama dengan kelompok dan menghargai satu dengan yang lainnya. Secara tidak langsung sebagai media bermain, permainan tradisional melatih anak akan belajar bagaimana berkreativitas, memiliki ketangkasan yang baik, berjiwa kepemimpinan, mengatur strategi, dan lain sebagainya.