Meningkatkan Budaya Literasi Informasi ibu-ibu PKK RW 04 Kelurahan Tegalsari dalam menyikapi Berita Covid-19 yang beredar di Media Online
Semarang, 05 Februari 2022.
Dimasa sekarang ini dimaan berita dapat dengah mudah ditemukan menimbulkan beberapa kerancuan sebab berita yang beredar di media online belum tentu dapat dipastikan isi beritanya seratus persen akurat. Berita yang disebar di media online dapat dibuat oleh siapapun tanpa memperhatikan keaslian isi beritanya sehingga isi berita yang dimuat mungkin saja palsu, tidak berdasarkan kejadian nyata atau dibuat-buat dan hanya untuk menarik minat pembaca tanpa memperhatikan keaslian kejadi peristiwa. Hal inilah yang merupakan hoax atau berita palsu yang dapat membingungkan dan menyebabkan rasa tidak yakin atau keresahan orang yang membaca berita tersebut. Munculnya varian baru Covid-19 juga memunculkan beragam berita yang membahas varian baru Covid-19 Omicron, berita yang tersebar sangat banyak sehingga kita memerlukan kemampuan untuk memilah berita agar tidak mudah termakan oleh Hoax. Hoax sangat mudah dan dapat dengan cepat tersebar sebab isi dari hoax terlalu berlebihan dan heboh sehingga hal ini menarik perhatian pembaca yang suka kehebohan sehingga secara tidak sadar mereka menyebarkan berita hoax tersebut ke relasinya. Masyarakat yang sering dengan mudah menyebarkan hoax adalah masyarakat yang minim literasi informasi seperti bapak-bapak ataupun ibu-ibu dan media yang sering digunakan untuk menyebarkan berita yaitu whatsapp grup. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu adanya edukasi tentang pentingnya literasi informai untuk menghindari perseberan hoax.
Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro melaksanakan program untuk memberikan edukasi cara menyikapi berita hoax yang tersebar di media online melalui gerakan budaya literasi informasi dengan target ibu-ibu PKK RW 04 Kelurahan Tegalsari. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengemas ulang kembali informasi yang ditemukan kedalam bentuk infografis dan disebarkan ke whatsapp grup ibu-ibu PKK. Infografis tersebut memuat informasi tentang varian baru omicron, sanksi penyebaran hoax dan cara melaporkan hoax ke pihak yang bertanggung jawab. Dengan adanya program ini diharapkan nantinya ibu-ibu PKK dapat menyikapi berita hoax dengan tepat dan mencegah terjadinya persebaran hoax yang dilakukan oleh teman maupun keluarga serta dapat membedakan berita yang benar dan hoax.