Pulihkan Kampung Seni dan Budaya Gisikdrono di Masa Pandemi Covid-19, Mahasiswa Arsitektur Undip Mendesain Balai Desa yang Dapat Beradaptasi di Masa Pandemi.
SEMARANG (10/02/2022) – Sebagai salah satu daya tarik wisata di kecamatan Semarang Barat, Kampung Seni dan Budaya yang terletak di RT 3, RW 13, Kelurahan Gisikdrono, memiliki Balai Desa yang juga berfungsi sebagai panggung pertunjukan yang diberi nama Balai Desa Sasono Budoyo. Untuk menyambut wisatawan yang datang, biasanya diadakan penyambutan berupa pertunjukan tari, musik tradisional, kuda lumping, selain itu juga terdapat stand kuliner dsb. Namun semenjak pandemi covid-19 melanda, segala atraksi wisata yang biasanya diselenggarakan di Balai Desa Sasono Budoyo menjadi vakum. Kemudian setelah dua tahun vakum, kampung tematik ini memiliki rencana untuk membuka kembali atraksi wisata di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Mahasiswa Undip membuat perancangan Balai Desa Sasono Budoyo sesuai dengan prinsip desain ruang publik adaptasi Pandemi Covid-19.
Kegiatan dimulai dengan observasi dan didapati bahwa Interior eksisting belum menerapkan standar desain bangunan publik adaptasi Covid-19 mana diperlukan sebagai standar keselamatan dan kesehatan masyarakat dari penularan virus Covid-19. Selain itu juga pada bagian panggung pertunjukan diperlukan pengembangan desain yang sesuai dengan standar panggung teater. Selama proses observasi, Bapak Sadimin selaku Ketua RT 3, turut memberikan beberapa informasi dan saran. Satu diantaranya adalah baru-baru ini Balai Sasono Budoyo dibuatkan kanopi, namun desainnya masih hanya sebatas pemenuhan fungsi sebagai peneduh, belum terdapat elemen artistic yang juga berpengaruh pada kesan tampilan balai. Kemudian setelah observasi dilakukan pengukuran site dan berlanjut pada proses desain dan visualisasi.
Implementasi desain adaptasi Pandemi Covid-19 pada desain antara lain penerapan konsep sosial distancing pada area kursi penonton, penyediaan area cuci tangan, dan pemilihan material yakni laminasi HPL dan aci ekspos yang mudah dibersihkan terutama pada area penonton. Kemudian untuk area panggung pertunjukan dibuat model proscenium dan dibagi menjadi dua arena yakni pertunjukan dan musik (orchestra pit). Untuk arena pertunjukan berbentuk setengah lingkaran dan cembung kea rah penonton untuk menciptakan interaksi. Dengan adanya booklet ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi agar pertunjukan seni data kembali digelar dan masyarakat bisa berkumpul namun tetap dapat meminimalisir penyebaran Covid-19. Redesain ini juga mendapatkan sambutan positif dari Bapak Sadimin selaku Ketua RT 3 RW 13 Kelurahan Gisikdrono.
“Terimakasih banyak mbak sudah membantu membuatkan buku panduan untuk redesain balai bermanfaat sekali, selama ini balai dibangun tanpa konsep, dengan adanya booklet ini bisa kami gunakan sebagai acuan kedepannya dan akan saya sampaikan kepada Bapak RW dan warga yang lain.” Ujar Pak Sadimin.
Penulis: Maharani Rachma Savitri
DPL: Dra. Puji Astuti., M.si
Lokasi: Kampung Seni dan Budaya, Jl Jatisari Raya, RW 13, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat