Cara Kreatif Mahasiswa KKN Memanfaatkan Ampas Kopi sebagai Pupuk Organik Cair (POC)

Indrokilo (08/02) Mahasiswa Universitas Diponegoro telah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Indrokilo, Ungaran. Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan KKN Tematik Inisiasi dengan dosen pembimbing yaitu Amni Zarkasyi Rahman yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Keanggotaannya berjumlah sebelas orang yang berasal dari program studi Agroekoteknologi, Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Rekayasa Perencanaan Mekanik, Teknologi Rekayasa Kimia Industri, dan Hukum. Program ini dilaksanakan pada 5 Januari – 15 Februari 2022 secara luring dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Lokasi KKN di dusun tersebut dipilih karena dianggap memiliki banyak potensi ekonomi dari produksi gula aren, kolang-kaling, kopi, jahe, susu, dan porang.

Perkebunan kopi yang dibudidayakan menjadi sumber penghasilan oleh sebagian masyarakat Dusun Indrokilo. Umumnya masyarakat mengolah hasil produksi kopi menjadi bubuk kopi yang selanjutnya diedarkan di dalam dan luar kota. Perlu diketahui bahwasanya minuman kopi yang diseduh akan menyisakan ampas kopi. Ampas kopi tersebut dianggap tidak bernilai sehingga masyarakat lebih memilih untuk membuangnya. Melihat latar belakang permasalahan tersebut, salah satu mahasiswi KKN bernama Apriyani Nurul Hidayah yang berasal dari program studi Agroekoteknologi berinisisasi untuk memanfaatkan ampas kopi tersebut menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Seperti yang telah diketahui bahwasanya kebutuhan pupuk kini kian meningkat. Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan pupuk anorganik karena dianggap lebih cepat dalam proses penyuburan tanah. Padahal jika ditelisik lebih dalam lagi dapat diketahui bahwa pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat menimbulkan pengerasan tanah. Hal ini terjadi karena ikatan karbon yang dimiliki sulit mengalami penguraian sehingga akan semakin erat seiring berjalannya waktu. Selain itu, perlu diketahui bahwasanya sampah-sampah organik dalam kurun waktu tertentu dapat menghasilkan gas metana yang tentunya apabila dalam jumlah besar dapat merusak lapisan ozon.

Oleh karena itu dengan adanya Pupuk Organik Cair (POC) ampas kopi ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida serta menjadikan masyarakat untuk bijak dalam mengolah limbah. Hal ini perlu dilakukan seperti halnya tujuan yang tercantum dalam SDGs yaitu Climate Change.

Dalam proses pembuatan POC ampas kopi ini sangatlah mudah. Bahan yang diperlukan hanyalah air 2 L, gula jawa 50 g, EM4 50 ml, dan ampas kopi 1 kg. Bahan dicampurkan kemudian difermentasi dengan meletakannya pada wadah yang tertutup rapat selama 2 minggu. Selanjutnya saring dan tempatkan cairan POC yang sudah jadi pada wadah yang tertutup rapat.

POC ini dinyatakan gagal dalam prosesnya apabila terdapat belatung selama proses fermentasi dan dinyatakan berhasil apabila setelah 2 minggu cairan berwarna gelap, bertekstur remah, serta berbau alkohol. Masyarakat dapat mengaplikasikannya dengan menanamkan cairan POC ampas kopi sebanyak 10 ml/polybag.

Pewarta: Apriyani Nurul Hidayah

Dosen Pembimbing: Amni Zarkasyi Rahman, S.A.P., M.Si.