Bijak dalam Mengelola Limbah Rumah Tangga dengan Cara Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi
Kendal (06/02/2022). Kebutuhan minyak goreng sebagai media penggoreng dalam mengolah makanan hingga saat ini terus mengalami peningkatan. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi gorengan merupakan faktor meningkatnya penggunaan minyak goreng. Minyak goreng yang telah digunakan selama tiga kali tidak lagi layak untuk dikonsumsi sebab panas dari proses penggorengan dapat menghasilkan senyawa-senyawa karsinogenik di dalam minyak goreng bekas sehingga dapat berpotensi mengalami penyakit kronis seperti stroke, jantung hingga kanker apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Minyak goreng bekas umumnya disebut sebagai minyak jelantah. Selain itu, membuang minyak jelantah dengan sembaranag dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti penyumbatan drainase serta pencemaran air dan tanah.
Intan Setiyaningsih, Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP menggagas suatu program untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Kedungsari agar lebih bijak dalam mengelola limbah rumah tangga yaitu minyak jelantah yang akan diolah menjadi lilin aromaterapi. Kegiatan ini diterima baik dan mendapatkan respon positif dari warga khususnya ibu-ibu rumah tangga sebagai pengguna minyak goreng secara rutin.
“Awalnya banyak warga yang terkejut dan tidak menyangka minyak jelantah dapat diolah menjadi lilin aromaterapi, setelah saya jelaskan proses pengolahannya beberapa warga tertarik untuk mencobanya di rumah,” kata Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia itu.
“Saya merasa senang warga Desa Kedungsari terbuka dalam menerima pengetahuan baru yang saya sampaikan” tambahnya.
Kegiatan penyuluhan diawali dengan menyampaikan informasi mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah secara terus menerus bagi kesehatan tubuh serta akibat membuang minyak jelantah secara sembarangan. Kemudian kegiatan dilanjut dengan memberikan edukasi kepada ibu-ibu warga Desa Kedungsari cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi serta menanyangkan video tutorialnya, hal tersebut bertujuan agar ibu-ibu mudah memahami setiap tahapan prosesnya.
Khoiriyah, masyarakat Desa Kedungsari yang ikut menghadiri penyuluhan menanggapi positif kegiatan penyuluhan ini. “Ternyata minyak jelantah bisa diolah agar lebih bermanfaat, aroma sereh yang digunakan juga membuat pikiran lebih rileks,” ucap ibu rumah tangga berusia 30 tahun itu.
Harapan setelah terlaksananya kegiatan penyuluhan ini akan menambah wawasan baru bagi masyarakat untuk ikut menyelamatkan ekosistem dengan lebih bijak dalam mengolah limbah rumah tangga.