Waktu adalah uang! Mahasiswa KKN ajak anak-anak membiasakan budaya datang tepat waktu.
Polaman, Mijen, Kota. Semarang (12/02/2022) – Menurut portal berita, masih sangat banyak orang yang suka datang terlambat. Dengan terlambatnya kehadiran beberapa orang, sebuah acara tidak akan bisa berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dijadwalkan. Baik seseorang yang datang tepat waktu maupun seseorang yang terlambat datang, selama ini tidak ada yang merasa dirugikan. Bagi orang yang datang tepat waktu, ketika keterlambatan seseorang tidak terlalu berdampak pada jalannya acara, maka terlambat atau tepat waktu tidak terlalu bermasalah. Begitupula bagi seseorang yang terlambat. Selama keterlambatannya tidak menjadikannya penuh sesal karena terlambat memperoleh informasi dan lain sebagainya, maka terlambat saja tak apa. Selama tidak ada yang merasa rugi, tepat waktu bukanlah hal yang berarti. Satu dari jutaan kasus terlambat, adakah protes yang berani dilayangkan untuk seseorang yang terlambat? Sehubungan dengan kasus pertama, ketika tidak ada yang merasa dirugikan, tentu tidak akan ada protes maupun teguran yang terdengar. Apa karena budaya sungkannya, Indonesia jadi tak perlu ber-protes-ria hanya demi sebuah keterlambatan?
Dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata Tim 1 Undip 2022, mahasiswa Undip jurusan S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang menjalankan program yang berjudul “Penerapan budaya tepat waktu dan malu kepada masyarakat sekitar terutama bagi remaja dan anak-anak.”. Program kerja tersebut ditargetkan kepada siswa-siswi SD Rw.3 Polaman dengan tujuan menanamkan pola pikir siswa-siswi akan pentingnya menghargai waktu dengan datang tepat waktu. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa menggunakan desain yang cukup simple dan bewarna untuk menarik perhatian adik-adik agar turut membaca apa isi dari poster tersebut. Hal ini bertujuan agar media kreatif menjadi lebih mudah diingat serta lebih melekat di ingatan kalangan siswa-siswi SD Rw. 3 Polaman. Selain itu, Mahasiswa juga menyertai sosialisasi agar maksud dan tujuan dari penerapan budaya dating tepat waktu dapat dicerna lebih mudah dan membuat adik-adik lebih tertarik untuk menerapkan budaya ini baik di masa sekarang, atau masa mendatang.
Dengan diadakannya program kerja Penerapan budaya tepat waktu dan malu kepada masyarakat sekitar terutama bagi remaja dan anak-anak diharapkan siswa-siswi SD Rw. 3 Polaman lebih paham dan dapat membangun cara pandang dan pola pikir yang sehat akan kekerasan seksual terhadap perempuan, serta menerapkan pola pikir tersebut demi hal yang positif sekarang dan di kemudian hari, dan bahkan mengajarkan pola pikir tersebut kepada orang lain.
Penulis: Fathan Akbar Marfi
DPL: dr. Dodik Pramono, M.Si., Med.