BATIK CIPRAT SHELTER WORKSHOP “SAMBUNG ROSO” BENTUK KREATIFITAS, DISABILITAS INTELEKTUAL

Simbatan 11/02/2022 – Indonesia terdiri dari keberagaman, mulai dari keberagaman agama, budaya, suku, ras, bahasa, hingga jenis warganya. Warga Negara Indonesia, tidak hanya terdiri oleh orang-orang biasa, namun juga terdapat warga yang memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah penyandang disabilitas intelektual.

Di dalam masyarakat umum, penyandang disabilitas intelektual sering kali disepelekan karena memiliki pola pikir yang berbeda dari orang kebanyakan. Padahal, jika dibina dapat menghasilkan suatu karya yang indah dan memiliki nilai jual dan berguna untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka.

Salah satu tempat yang memberdayakan para penyandang disabilitas intelektul adalah Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso yang terletak di Desa Simbatan, Magetan. Dimana di dalam shelter tersebut, terkumpul warga penyandang disabilitas intelektual. Anggota shelter tersebut diberi beberapa pelatihan, dan karya atu hasil produksi paling utama yang dimiliki adalah batik ciprat.

Batik ciprat adalah salah satu jenis batik yang memiliki proses pembuatan mudah. Yaitu hanya dengan mengoles malam, lalu menciprati kain dengan warna warna acak. Sangat mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Batik ciprat diciptakan oleh bapak Sucipto, seorang kepala sekolah Sekolah Luar Biasa. Dan ternyata, batik ciprat menarik di mata para warga yang menyandang disabilitas intelektual.

Gambar 1. Contoh koleksi batik di shelter

Awal mula dibentuknya Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso adalah ketika KEMENSOS membuat program pada tahun 2015. Programnya adalah untuk memberdayakan penyandang disabilitas intelektual. Kemensos datang kesetiap daerah di Jawa Timur, terdapat 3 daerah yang terpilih yaitu Magetan, Blitar, dan Ponorogo.

            Awal anggota Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso mengenal batik ciprat karena terdapat pelatihan dari Temanggung berupa Handcraft. Namun ternyata, anggota Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso lebih tertarik kepada batik ciprat.

Gambar 2. Pembuatan batik ciprat

Menurut wawancara pembina Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso, cara melestarikan minat anggotanya hanyalah dengan menganggap para anggota adalah sama dengan yang lainnya. Karena yang diinginkan oleh anggota Sheltered Workshop Peduli Sambung Roso hanyalah pengakuan bahwa mereka sama.

Penulis: Mega Rahayu Ratnawati – Fakultas Ilmu Budaya

Dosen Pembimbing Lapangan: Rabith Jihan Amaruli, S.S., M.Hum.

Lokasi KKN: Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan