Sebagai Upaya Menurunkan Angka Stunting pada Anak Usia Dini di Pulau Jawa, Mahasiswa KKN Tim I Mengedukasi Isi Piring ku Kepada Orang Tua Siswa/i Paud Graha Melati
Saat ini masih banyak orang tua yang belum memahami konsep gizi berimbang. Rata – rata para orang tua Paud Graha Merati membawakan anaknya bekal makan siang berupa nasi uduk dengan lauk bihun dan tempe orek. Kebanyakan alasannya adalah para orang tua tidak sempat masak di pagi hari sehingga sering sekali menu ala kadarnya. Tidak hanya menu bekal makan siang yang kurang tepat dalam hal gizi, sarapan pun menjadi masalah keaktifan anak di kelasnya. Untuk itu para orang tua membutuhkan program edukasi isi piring ku. Menurut beberapa penelitian program edukasi ini dinilai sangat penting bagi anak usia 4 – 6 tahun karena pada usia tersebut anak sudah dalam masa prasekolah. Pemerintah berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk memperbaiki pola hidup untuk mencegah stunting. Berdasarkan metadata indikator SDGs Indonesia, Stunting (pendek/sangat pendek) adalah kondisi kurang gizi kronis yang diukur berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dibandingkan dengan menggunakan standar WHO tahun 2005. Salah satu upaya yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah adalah edukasi tentang Gerakan “Isi Piringku”. Edukasi gerakan “Isi Piringku” ini bertujuan untuk mengatur pola makan sesuai dengan komposisi makanan yang sudah dibagi sesuai dengan takaran yang baik untuk dikonsumsi oleh anak sesuai dengan umur pola hidup untuk mencegah stunting. Salah satu upaya yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah adalah edukasi tentang Gerakan “Isi Piringku”. Edukasi gerakan “Isi Piringku” ini bertujuan untuk mengatur pola makan sesuai dengan komposisi makanan yang sudah dibagi sesuai dengan takaran yang baik untuk dikonsumsi oleh anak sesuai dengan umur.