PANDEMI COVID-19 BELUM BERAKHIR! MAHASISWA KKN TIM I UNIVERSITAS DIPONEGORO MEMBANTU PENDAMPINGAN DIGITALISASI DAN PEMASARAN UMKM BATIK DI DUKUH PILANG

Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, setidaknya 35.000 orang telah meninggal dunia. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 .

Adapun dampak lain dari adanya pandemic covid-19 ini yang sangat terlihat adalah pada sektor ekonomi masyarakat Dukuh Pilang. Yang mana, sebagian besar penduduknya memiliki industry batik dirumahan. Penobatan Desa Pilang sebagai Desa Wisata Batik tak lepas dari mata pencaharian sebagian besar warganya dalam bidang industri batik. Batik sangat berperan penting bagi ekonomi warga setempat. Industri batik Desa Pilang mengalami peningkatan usai pengakuan UNESCO berdampak pada meningkatnya kapasitas produksi dan mampu menjadi salah satu faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar yang akhirnya dapat meningkatkan keejahteraan bagi masyarakat terutama pengrajin atau pengusaha batik Sragen.

Dokumentasi Kegiatan

Mahasiswa melakukan kegiatan pendampingan digitalisasi dan pemasaran UMKM di dukuh Pilang. Pada dasarnya, batik merupakan ciri khas dari dukuh Pilang itu sendiri. Semenjak adanya pandemi Covid-19 ini para UMKM batik menjerit karena adanya kenaikan harga pada kain mori. Belum lagi adanya pandemi Covid-19 yang merenggut beberapa investor lain atau pelanggan yang lain. Pada program ini mahasiswa melakukan pendampingan digitalisasi dan membantu kegiatan pemasaran, yang mana mahasiswa membuatkan buku panduan mengenai “12 Pertanyaan yang Ditanyakan Para UMKM Muda”. Dimana buku panduan tersebut nantinya menjadi bekal mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan UMKM.