CERIA, SUASANA BELAJAR SEJARAH SEJAK DINI BERSAMA SISWA SISWI DI KELURAHAN MANGKANG WETAN
Historia magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan-Cicero (106-43 SM). Tanpa berlandaskan sejarah sebagai symbol budaya yang menyatukan, bangsa Indonesia menghadapi kesulitan dalam merumuskan identitasnya dan sudah tentu akan mudah tercerai-berai. Belajar sejarah sejak dini, penting dilaksanakan di Indoensia sebagai bentuk cinta tanah air dan edukasi yang berguna bagi kehidupan bangsa Indonesia di kemudian hari.
Salah satu mahasiswa Tim I KKN Universitas Diponegoro berhasil melaksanakan program kerja belajar sejarah bersama dengan siswa siswi di SDN 02 Mangkang Wetan. Kegiatan ini berjalan dengan diwarnai suasana ceria yang muncul dalam interaksi antara mahasiswa sebagai pemateri dengan siswa siswi sebagai audiens. Sejarah berkaitan erat dengan filosofi yang menjadi dasar pemaknaan suatu kejadian atau objek yang termasuk dalam sejarah itu sendiri. Belajar sejarah bersama kali ini dilaksanakan tidak hanya dengan pemberian materi yang pada umumnya terkesan membosankan, kegiatan ini dilaksanakan dengan mengasah keterampilan siswa dan siswi dalam menuangkan pemaknaan tempat tinggalnya secara filosofis dalam sebuah gambar.
Siswa siswi belajar mengenai bangunan dan tokoh sejarah di Semarang melalui via Whatsapp karena tidak diperbolehkan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Sejarah bukanlah hal yang membosankan untuk dipelajari karena sejarah merupakan bekal pembelajaran yang berarti. Seperti kata Bung Karno, “Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah!”
Sejarah dewasa ini dapat dipelajari juga tidak terbatas melalui buku dan peninggalan-peninggalan saja, sudah banyak videography dan foto-foto menarik yang dapat menjadi sarana mengingat sejarah. Kemajuan teknologi yang terjadi dalam dunia dewasa ini bukan menghentikan pembelajaran mengenai sejarah, justru kemajuan teknologi ini yang menunjang pembelajaran sejarah bagi masyarakat.