Pembuatan Kartu Persediaan untuk Pengelolaan Bisnis pada Kelompok Griya Sampah Kelurahan Jabungan oleh Tim KKN Tematik P2MD 2021

Kegiatan pendampingan pembuatan kartu persediaan untuk pengelolaan bisnis pada kelompok Griya Sampah Kelurahan Jabungan

Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (P2MD) dari tim UKM Research and Business menghasilkan satu kelompok masyarakat yang dibina untuk kegiatan pengelolaan sampah. Kegiatan ini mengusung tema Revitalisasi Sistem Pengolahan Limbah Melalui “Griya Sampah” Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Dan Peningkatan Nilai Ekonomi Sampah di kelurahan Jabungan. Fokus dari pemberdayaan yang dilakukan adalah mengelola sampah organik menjadi budidaya maggot dan mengelola sampah anorganik menjadi paving block. Manfaat yang didapatkan dari pengelolaan sampah tersebut yaitu meningkatkan pengetahuan warga Kelurahan Jabungan RW 06 terkait pengolahan sampah organik dan anorganik  yang benar dan efektif. Melalui program ini telah terbentuk satu kelompok dengan kegiatan bisnis dengan budidaya maggot dan paving block sebagai kegiatan utama nya.

Meskipun kegiatan bisnisnya masih kecil akan tetapi melacak persediaan barang yang dimiliki, memperbarui datanya, dan menggunakan data tersebut untuk melacak keuntungan, kebutuhan, dan penjualan, adalah bagian penting dari sebuah bisnis. Persediaan barang dagang diklasifikasi sesuai dengan karakteristik perusahaan tersebut, apakah bentuknya adalah perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur. Untuk perusahaan dagang dikenal dengan sebutan Merchandise Inventory, yaitu persediaan barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan barang dagang. Adapun karakteristik utama dari persediaan ini adalah dimiliki oleh perusahaan yang siap untuk dijual kepada konsumen. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, disebut dengan manufacturing inventory. Adapun karakteristik utama dari persediaan ini adalah ada beberapa jenis inventory belum siap untuk dijual kepada customer. Inventory perusahaan ini terdiri dari : (1) Finished Goods Inventory, yaitu barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual, (2) Work in Process, yaitu barang yang belum selesai diproduksi atau masih dalam proses produksi, (3) Raw Material Inventory, yaitu bahan dasar yang akan digunakan untuk produksi.

Dalam proses bisnis yang dijalankan warga pencatatan persediaan tidak serumit diatas. Pendampingan yang dilakukan kepada warga jauh lebih sederhana yaitu dengan mencatat persediaan  menggunakan metode First In First Out (FIFO). Umumnya, metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat, dan lain sebagainya. Selain itu, metode ini juga merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pencatatan persediaan. Metode ini tepat untuk diterapkan pada bisnis budidaya maggot dan paving block

Pengelolaan persediaan sebenarnya mencakup aktivitas hulu ke hilir persediaan, mulai dari pembelian persediaan, penyimpanan, sampai dengan pemakaian/penjualan persediaan. Penting adanya dalam persediaan yaitu melakukan dokumentasi data persediaan. Mendokumentasikan data persediaan maksudnya adalah mencatat (recording) semua arus masuk dan arus keluar persediaan tanpa terkecuali. Sehingga, pelaku bisnis akan selalu up-to-date terhadap jumlah persediaan yang dimiliki/masih ada di gudang. Pada intinya, memiliki pengelolaan persediaan yang baik sangat diperlukan agar aktivitas bisnis tidak terganggu, dan agar pelanggan dapat terlayani dengan baik. 

Penulis : Fadhilah Ramadhanti, Mahasiswi Program Studi Akuntansi Perpajakan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, KKN Tematik P2MD UKM Research and Business Universitas Diponegoro 2021, Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Dosen Pembimbing Lapangan: Fahmi Arifan, S.T., M. Eng.