Apakah Bisa Mencegah Climate Change Dari Rumah? Sosialisasi Gaya Hidup Hemat Energi Bersama Karang Taruna RW 14 Jatibening
Pondok Gede (23/7), saya menggelar sosialisasi dengan judul “Kontribusi Kecil Mencegah Climate Change” di Lapangan RW 14 Jatibening bersama dengan komunitas Karang Taruna RT 3 dan RT 5. Penyuluhan ini diadakan pada malam Minggu yang identik dengan waktu luang bagi masyarakat sehingga tidak jauh dari sosialisasi saya ada banyak masyarakat sekitar yang sedang berkumpul bersama-sama. Penyuluhan ini merupakan salah satu program kerja yang saya laksanakan sebagai kewajiban saya sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro yang saat ini sedang menjalani kegiatan KKN secara daring di domisili masing-masing.
Untuk penyuluhan kedua, saya memilih perubahan iklim sebagai tema. Menurut saya, perubahan iklim merupakan isu yang perlu mendapatkan lebih banyak perhatian dari masyarakat di tingkat grassroot karena sejatinya mereka adalah pengguna utama berbagai macam energi yang berkontribusi pada perubahan iklim yang ekstrem. Isu mengenai perubahan iklim sendiri jika di kancah internasional sudah bukan hal yang asing lagi. Upaya seperti Paris Agreement menunjukkan kemauan negara-negara untuk ikut dalam mencegah perubahan iklim. Tetapi apakah masyarakat di unit terkecil juga memiliki concern yang sama? Dari observasi yang saya lakukan ketika awal masa KKN, saya melihat masih ada beberapa kediaman yang menggunakan energi secara boros yaitu dengan menyalakan lampu ketika sudah ada sinar matahari. Ketika saya membicarakan dengan Penanggung Jawab Karang Taruna, Saudara Eman, beliau juga menyetujui pilihan topik tersebut.
Karena anggota-anggota Karang Taruna adalah pelajar dan pekerja, awalnya sedikit sulit untuk menentukan waktu pelaksanaan namun pada akhirnya disetujui bahwa sosialisasi diadakan pada hari Sabtu sore. Ketika mendekati pelaksanaan, ada sedikit anggota yang berhalangan sehingga akhirnya kegiatan diundur hingga pada pukul 19.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh 10 orang pengurus Karang Taruna. Karena saya ingin membicarakan isu ini dengan menyesuaikan peserta maka sosialisasi diadakan dengan cukup santai. Kegiatan berlangsung sekitar 15-20 menit yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama, pembagian snack, dan bincang-bincang santai setelahnya. Dari perbincangan yang saya lakukan dengan salah satu pengurus yaitu Fahri, sosialisasi barusan lebih mudah diterima karena pembahasannya penting tapi tidak menggunakan bahasa yang terlalu berat sehingga tidak menjadi beban untuk dihadiri.
Penulis: Godeliva Euginia
DPL: Dr. Aminah, S.H., M.Si