Darurat Sampah Plastik! Mahasiswa Ini Motivasi Masyarakat untuk Beralih ke Produk Ramah Lingkungan

Dokumentasi Ketika Menjelaskan Darurat Sampah Plastik

Jakarta (05/08)—Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa sampah plastik menyumbang sebanyak 17% dari total 68,5 juta ton sampah di Indonesia.

Ironisnya, sebagian sampah plastik tersebut bermuara di lautan sehingga Indonesia menempati posisi kedua sebagai sebagai penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia.

Plastik merupakan jenis material yang membutuhkan waktu relatif lama untuk terurai; puluhan hingga ratusan tahun. Dalam rentang waktu tersebut, sampah plastik terpecah-pecah ke dalam ukuran sangat kecil yang dikenal dengan mikroplastik.

Mikroplastik yang tidak tertangani dapat mencemari ekosistem sekaligus berdampak merugikan bagi makhluk hidup di dalamnya. Oleh karena itu, terdapat urgensi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya lebih bijak menyikapi isu sampah plastik.

Salah satunya adalah dengan program kampanye menghindari penggunaan plastik satu kali pakai.

Kampanye yang dilakukan sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk beralih ke barang-barang ramah lingkungan.

Poster Anti Penggunaan Plastik 1x Pakai

Program terlaksana pada Senin pagi, tanggal 1 Agustus 2022 di sekitar kawasan RW 06, Kelurahan Pejaten Timur.

Menyasar para ibu rumah tangga, kegiatan menggunakan pendekatan person-to-person di mana setiap audiens yang dijumpai diberikan pemahaman mengenai darurat sampah plastik dan solusi atas masalah tersebut.

Sembari berbincang, pamphlet berisi infografis dibagikan ke pada para audiens dan diakhiri dengan pemberian tas belanja ramah lingkungan.

Walaupun belum sepenuhnya memahami seberapa darurat isu yang sedang dihadapi, beberapa dari mereka sudah cukup mengetahui langkah-langkah untuk menghindari penggunaan plastik satu kali pakai.

Dokumentasi Ketika Membagikan Tas Ramah Lingkungan

Salah seorang warga setempat yang menjadi audiens kampanye, Ibu Titi, menaruh harapan untuk beralih dari penggunaan plastik 1x pakai. Menurutnya, plastik yang sudah menjadi sampah tidak sehat untuk digunakan berulang kali.

“Kalau masalah plastik, memang diharapkan bagusnya untuk dikurangin ya. Soalnya tau sendiri kalo botol seperti Aq*a atau sendok plastik itu tidak layak dicuci-cuci”

Meskipun demikian, sebagai evaluasi ke depannya, kegiatan dengan tujuan serupa perlu dijalankan secara massif serta kontinu. Hal tersebut supaya terciptanya ekosistem lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh makhluk tuhan.

Dengan usainya program kampanye ini, diharapkan masyarakat termotivasi untuk mengadopsi kebiasaan baru sebagai kontribusi atas permasalahan pencemaran sampah plastik.

Penulis : Rumi Aulia Rahmanisa – Ilmu Komunikasi/FISIP
DPL : Nurhadi Bashit, ST., M.Eng.