Hanya Dengan Memanfaatkan Lahan Depan Rumah Dapat Menyelamatkan Generasi Muda dari Stunting? Begini Penjelasan Dan Solusi Dari Mahasiswa KKN TIM II UNDIP

Semarang (07/08/2022). Kini, stunting telah menjadi salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Stunting sendiri merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan anak kurang dibandingkan dengan teman seumuran dengannya. Akibatnya, anak akan memiliki kemungkinan untuk dikucilkan dalam lingkungan masyarakat yang bisa berujung pada depresi hingga keinginan untuk bunuh diri. Maka dari itu, sebagai salah satu bukti kepedulian sekaligus menjadi langkah pengabdian kepada masyarakat, KKN TIM II UNDIP mengangkat tema besar yaitu yaitu “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’S, Program Anti Narkoba dan Kesadaran Tentang Stunting”.

KKN TIM II UNDIP tersebar ke beberapa wilayah yang salah satu fokus wilayah pada artikel ini yaitu Kelurahan Tlogosari Kulon yang merupakan bagian dari Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Kelurahan Tlogosari Kulon terletak di wilayah yang strategis dan juga memiliki lapangan serbaguna. Ketika KKN TIM II UNDIP telah melakukan perizinan yang dilanjutkan dengan kegiatan survei terhadap lingkungan sekitar menghasilkan dua hasil utama yaitu bahwa masih dikit warga yang peduli terhadap fenemona stunting dan juga Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan makanan yang bergizi tinggi sebagai upaya untuk mencegah stunting.

Melalui analisis mengenai potensi yang dimiliki, KKN TIM II UNDIP yang berasal dari beberapa program seperti Agroteknologi, Teknik Geologi, Psikologi dan Ilmu Sejarah memiliki solusi yaitu dengan memanfaatkan jenis tanaman yang sederhana, murah dan mudah tumbuh untuk mencegah permasalahan stunting untuk terjadi di Kelurahan Tlogosari Kulon. Salah satu mahasiswa dari Agroteknologi menyarankan untuk menggunakan ubi sebagai solusi yang mudah dan murah sebagai langkah pencegahan stunting. Setelah menawarkan solusi dan pihak PKK menyetujui dan menyarankan untuk dilakukan penanaman ubi di taman yang terletak pada lapangan serbaguna RW 02 Kelurahan Tlogosari Kulon.

Penanaman dapat dilakukan ketika ubi telah memiliki akar yang telah menjalar sehingga perlu untuk dibelah menjadi dua serta diberi air dan diletakkan di tempat yang lembab untuk mempercepat laju pertumbuhan akar. Setelah itu, demonstrasi penanaman dilakukan pada hari Minggu setelah dilakukan senam bersama. Demonstrasi dihadiri oleh mahasiswa dan juga beberapa ibu dan bapak dari PKK dan juga warga. Demonstrasi dijalankan dengan mahasiswa dari Agroteknologi dan Teknik Geologi menjelaskan mengenai tata cara penanaman ubi mulai dari pemilihan tanah hingga media yang digunakan. Di lain sisi, mahasiswa Psikologi dan Ilmu Sejarah membagikan leafleet yang berisikan sejarah dan dampak psikologis dari stunting sekaligus cara pencegahannya. Setelah demonstrasi dilakukan, hasil ubi yang telah ditanam ditaruh bersama dengan tanaman lain di taman RW 02 di lapangan serbaguna.

Harapannya, masyarakat dapat meneruskan keberlanjutan program ini dengan merawat tanaman dan juga memahami bahwa stunting merupakan permasalahan yang serius. Selain itu, diharapkan juga kepada pasangan yang ingin menikah untuk mempertimbangkan kembali kondisi ekonomi serta kematangan emosional sehingga nantinya anak tidak terkena dampak dari stunting akibat pola asuh yang kurang baik.

Penulis : Odysseus Bhimo Praditomoputro (Fakultas Psikologi)
DPL : Dr. Yoyok Budi Pramono S. Pt., M. si. (Fakultas Pertenakan dan Pertanian)
Lokasi : Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang