CEGAH STUNTING ! MAHASISWA KKN UNDIP EDUKASIKAN MANFAAT TELUR PUYUH UNTUK BALITA
Semarang (13/07/2022 ) – Telur puyuh memiliki kandungan gizi yang dapat membantu pencegahan stunting pada anak balita karena telur puyuh memiliki kandungan protein dan vitamin yang tinggi. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada balita. Pencegahan stunting menjadi salah satu program yang menjadi salah satu program yang menjadi fokus pemerintahan saat ini. Pada tahun 2021 terdapat 1 kasus stunting di RW 05 Kelurahan Karangturi. Sedangkan, pada tahun 2022 sudah tidak terdapat kasus stunting di RW 05. Meskipun demikian, stunting memiliki bahaya bagi masyarakat dari berbagai kalangan seperti anak-anak, remaja dan ibu hamil. Sehingga, penjelasan mengenai bahaya stunting perlu diberikan kepada masyarakat agar masyarakat lebih waspada dan lebih memerhatikan kualitas gizi yang dikonsumsi maupun pola hidup sehat.
Menanggapi kondisi tersebut Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022, melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan stunting dan pemberian makanan bergizi pada balita. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Karangturi dengan melibatkan ibu-ibu kader Posyandu. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi yang meliputi penjelasan bahaya stunting, dampak stunting terhadap SDM, serta pemilihan menu yang seimbang untuk mencegah stunting yang dilaksanakan di Posyandu RW 04. Kegiatan berikutnya dilaksanakan di Posyandu RW 05 meliputi penjelasan apa itu tunting, manfaat pemberian telur puyuh untuk pencegahan stunting pada balita, dasar hukum mengenai percepatan penurunan stunting dan
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022, Dwi Isni Nurmaulida dari Program Studi S1- Peternakan melakukan kegiatan sosialisasi di Posyandu RW 04 yaitu mengenai Dampak Stunting yang meluputi dampak jangka panjang dan dampak jangka pendek. Sedangkan, di lokasi posyandu RW 05 yaitu mengenai edukasi manfaat pemberian telur puyuh untuk pencegahan stunting pada balita yang meliputi manfaat telur puyuh untuk meningkatkan imunitas dan kekebalan anak, serta pentingnya pemberian jumlah telur puyuh yang diberikan kepada bayi perlu disesuaikan dengan usia, dimana saat memulai MPASI di usia 6 bulan hingga 12 bulan, telur puyuh yang diberikan berjumlah satu butir setiap harinya. Apabila bayi sudah menginjak usia 12 bulan hingga 3 tahun, pemberian telur puyuh berjumlah dua butir setiap harinya.
Atas terselenggaranya kegiatan ini, Bu Haryono selaku ketua posyandu RW 04 memberikan apresiasi kepada Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro “Terimakasih ya Mas dan Mbak sudah membantu kegiatan kami di Posyandu, bulan depan kami minta tolong untuk dibantu lagi ya Mbak agar kami tidak kewalahan” Ucap Bu Haryono.
Penulis : Dwi Isni Nurmaulida (Peternakan – Fakultas Peternakan dan Pertanian)
Editor : Bapak Abdi Sukmono, S.T., M.T.
Lokasi : Kelurahan Karangturi, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang