PROGRAM “PROTECT SEA WATER” MAHASISWA KKN UNDIP SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN LIMBAH DOMESTIK KE LAUT
Semarang (28/7) Kondisi laut saat ini berstatus “Ocean Emergency” sehingga dianggap sangat mengkhawatirkan. Salah satu akibat krisis di laut ini yaitu pencemaran limbah yang semakin meningkat tiap tahunnya. Dampak yang dihasilkan nantinya dapat membahayakan lingkungan hidup bagi setiap elemen manusia, hewan maupun tumbuhan. Hal tersebut harus segera mendapatkan sikap penanganan yang serius dan dapat direalisasikan dari kegiatan kecil yang diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan. Persentase wawasan masyarakat terkait kondisi ini wajib ditingkatkan agar mampu menciptakan dampak penanggulangan yang optimal. Masalah yang kerap muncul adalah lalainya perhatian masyarakat dalam mengelola limbah domestik sehingga terbawa aliran air menuju muara dan berakhir di laut.
Program Protect Sea Water ini hadir sebagai solusi dalam membangun ekosistem laut yang lebih baik lagi dan hal ini sesuai dengan poin SDG’s poin ke 15 yaitu “Life Below Water”. Program Protect Sea Water ini diterapkan dengan konsep filtrasi pada selokan air. Alat Filtrasi ini bertujuan sebagai bentuk penyaringan dalam selokan agar sampah domestik yang biasanya dibuang ke selokan dapat tersaring dan tidak terdistribusi lebih jauh. Pada umumnya sampah domestik ini dapat terdistribusi melalui selokan air pada rumah masyarakat dan kemudian sampai ke sungai dan kemudian sampai pada daerah muara atau estuari yang dimana akan sampai pada ekosistem laut. Hal ini dapat merusak tatanan ekosisrem estuari dan laut. Hal tersebut karena sampah domestik akan terakumulasi pada laut dan biota laut tidak dapat membedakan sampah dengan makanan mereka.
Biota laut seperti penyu umumnya memangsa ubur-ubur dan sejenisnya. Penyu tidak dapat membedakan wujud antara ubur-ubur dengan sampah plastik kresek yang mengambang dia air. Sehingga sangat membahayakan ketika biota laut seperti penyu menyantap plastik sebagai makanannya. Program ini dilaksanakan dengan membuat alat filtrasi yang menggunakan bahan jaring kawat sebagai bagian penyaring sampah domestik, kayu atau pipa, atau bisa menggunakan besi sebagai bingkai struktur alat filtrat dan juga paku atau bendrat sebagai pengait. Ukuran filtrat disesuaikan dengan ukuran selokan yang akan dipasang filtrat.
Program ini diharapkan dapat terus berjenjang dimana warga dapat membuat alat ini dan dipasang pada setiap sudut selokan yang dianggap banyak menjadi penampungan limbah sampah domestik. Diharapkan juga akan partisipasi warga dalam mengambil sampah yang sudah tertampung di selokan air agar menghindari banjir dari penumpukan sampah domestik yang tertimbun.
Penulis : Ryan Yehuda Sinaga (S1 Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Dosen Pembimbing Lapangan: Zaki Ainul Fadli., SS., M.Hum