EDUKASI PEMILAHAN SAMPAH ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN “JEJAK SAMPAH”

Semarang (17/07/2022), Mutiara Nafisha Putri, seorang mahasiswi KKN Undip Tim II 2021/2022 melihat masalah sampah masih manjadi persoalan utama di Kelurahan Plombokan terutama RW 03. Masalah sampah seakan menjadi persoalan yang terus menyita energi untuk dapat diselesaikan. Berbagai macam sampah sebagai hasil samping kegiatan manusia terus diproduksi setiap harinya. Di pasar, industri, perkantoran, rumah tangga, bahkan di sekolah tidak luput dengan masalah sampah. Hal ini disebabkan salah satunya masih banyaknya masyarakat kita yang tidak peduli akan lingkungan kerap membuang sampah sembarangan, baik dipinggir jalan, di sungai, ditempat umum dan dipojokan tempat yang bukan semestinya ini mestinya membuat kita prihatin, sebab anak-anak kita pastinya akan meniru perilaku yang dilakukan oleh orang dewasa.

Whats-App-Image-2022-08-08-at-10-51-01

Jika saja semua masyarakat kita sudah mampu membuang sampah dengan baik dan secara terpilah, mungkin hal ini akan lebih baik, sebagai contoh masyarakatnya sudah memilah sampah rumah tangga sejak dari dalam rumah, yang terpisah antara sampah organik, non organik, dan B3 ini akan mempermudah pekerja sampah dalam memilah sampah tersebut, bahkan lebih baik lagi bila sampah yang dihasilkan masyarakat itu dapat ditabung dibank sampah. Secara umum sampah dapatdipisahkan menjadi: (1) Sampah organik atau mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting), (2) Sampah non organik atau tidak mudah busuk berupa: kertas, kayu, kain, karet, sterefoam, sedotan plastik, koran, kardus, dan botol plastik. (3) Sampah B3 atau sampah yang mengandung zat beracun dan berbahaya berupa: batu baterai, botol kaca bekas parfum, lampu rusak, elektronik, piring kaca, kemasan cat, dan batu gerinda.
Pengelolaan sampah sebaiknya dimulai pada anak usia dini, dimana mereka bisa kita ajarkan kepada anak-anak kita agar mereka belajar membuang sampah pada tempatnya dimanapun mereka berada. Pemilahan dan penempatan sampah pada tempatnya merupakan tahapan paling utama yang memungkinkan untuk diterapkan pada usia anak-anak TK sebagai bentuk pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai kebersihan lingkungan sejak dini. Penanaman nilai kebersihan lingkungan terhadap anak sejak dini sangatlah penting, karena anak merupakan generasi penerus bangsa yang sebaiknya telah dibekali oleh orang dewasa atau guru mengenai hal-hal yang dapat menjaga keberlangsungan sebuah bangsa dalam hal ini salah satunya adalah dengan menjaga lingkungan bersih. Dan perlahan kita bisa perkenalkan pada anak kita tentang sampah organik, sampah non organik, dan sampah B3.

POSTER-PILAH-SAMPAH

Pengelolaan sampah tidak semata-mata menggunakan teknologi canggih, tetapi lebih membutuhkan perubahan dan pembentukan perilaku individu. Untuk pembentukan perilaku individu dalam mengelola sampah yang benar perlu ditanamkan sejak usia dini, yang merupakan usia emas pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku pada usia ini lebih mudah dan lebih terlihat hasilnya daripada usia berikutnya. Pembentukan perilaku mengelola sampah sejak usia dini ini dapat dimulai dari pembentukan kebiasaan memilah dan menempatkan sampah pada tempatnya. Apabila kebiasaan memilah dan menempatkan sampah pada tempatnya sudah tertanam sejak usia dini, selanjutnya diharapkan akan terus terbawa hingga perjalanan usia selanjutnya, yang pada gilirannya akan lebih mudah secara bersama-sama dalam mengelola sampah dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Hasil kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada kegiatan diskusi dengan anak usia dini dilakukan untuk menggali informasi mengenai pengelolaan sampah yang telah dilakukan, potensi dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah, dan menyelaraskan pemahaman kegiatan memilah dan menempatkan sampah pada tempatnya yaitu sampah organik, sampah non organik, dan sampah B3. Berdasarkan upaya-upaya pengelolaan sampah yang telah dilakukan, anak usia dini wilayah Kelurahan Plombokan berpotensi untuk dapat mengelola dan memilah sampah dengan benar. Anak-anak rata-rata sudah mengetahui pengelolaan sampah dengan materi pamflet yang diberikan pada setiap anak untuk dipraktekkan di rumah.

IMG-8199

Namun demikian, berdasarkan informasi terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan dan pemilahan sampah, yaitu untuk pengelolaan sampah dengan pemilahan sampah terkendala pada belum memiliki tempat sampah terpilah (warna hijau, warna kuning, dan warna merah) serta adanya terkendala dana dalam pengelolaannya. Dalam diskusi tersebut juga disepakati adanya kegiatan pembelajaran kepada anak usia dini agar dapat membiasakan diri membuang sampah pada tempat sampah terpilah. Hasil dari Program Edukasi Pemilihan Jenis-Jenis Sampah Terhadap Anak Usia Dini dengan Permainan “Jejak Sampah” adalah adanya pemberian tempat sampah gratis untuk anak yang meraih point tertinggi dalam Permainan Jejak Sampah. Keterlibatan anak-anak dalam program ini sebagai sasaran utama keberhasilan program dalam mengedukasi pemilahan jenis sampah.

IMG-8200-1

Harapan setelah adanya program ini, anak anak dapat membedakan dan memilah jenis-jenis sampah sesuai dengan ketiga kualifikasinya yaitu sampah organik, sampah non organik, dan sampah B3. Selain itu, untuk anak usia dini lainnya diberikan plastik 3 warna yaitu plastik berwarna hijau sebagai pengganti tempah sampah organik, plastik berwarna kuning sebagai pengganti tempah sampah non organik, dan plastik berwarna merah sebagai pengganti tempah sampah B3 untuk dipraktekkan di masing-masing rumah.