Antisipasi Stunting dan Narkoba, Ini Yang Dilakukan Mahasiswa KKN UNDIP !!!
Semarang (15/07) – Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah usia 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kekuranagn gizi kronis tersebut terjadi terutama pada 1000 HPK dan terlihat setelah anak berusia 2 tahun. Periode 1000 HPK meliputi 280 hari selama kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Mahasiswa Undip mengedukasi seluruh ibu hamil yang ada di Kelurahan Randusari untuk meningkatkan kewaspadaan stunting dan pencegahan nya sejak dalam kandungan hingga bayi dilahirkan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai RW 05 pada hari Jumat, 15 Juli 2022.
Kegiatan edukasi ini dilatar belakangi oleh tingginya angka stunting di Kota Semarang yaitu mencapai 1.367 anak tercatat mengalami stunting akibat kekurangan gizi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2021, dari 44.058 balita di Kota Semarang, 3,1 persen diantaranya menderita stunting. Jumlah anak penderita stunting tersebut tersebar di 153 kelurahan di Kota Semarang. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran. Selain kecukupan nutrisi, perilaku atau kebiasaan seperti pola makan, konsumsi suplemen, menjaga kesehatan diri, dan pemeriksaan kehamilan secara rutin juga mempengaruhi gizi calon bayi.
Edukasi pencegahan stunting ini dilaksanakan dalam rangka kegiatan program multidisiplin oleh Tim 2 KKN Universitas Diponegoro Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Mahasiswa KKN Tim 2 Undip mengajak ibu hamil yang ada di Kelurahan Randusari untuk menerapkan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI sampai usia anak yang ditentukan. Ajakan ini diberikan dengan pemberian materi melalui power point yang menjelaskan tentang apa itu stunting, faktor resiko, dampak, pencegahan, waktu terbaik pemberian ASI dan MP-ASI.
Periode waktu terbaik pemberian makan untuk anak berbeda di setiap usia. Untuk anak yang usia 0-6 bulan makanan yang diberikan berupa ASI eksklusif, untuk anak usia 6-12 bulan makanan yang diberikan berupa ASI dan MP-ASI, sedangkan untuk anak usia 12-23 bulan berupa makanan keluarga. Mahasiswa Undip juga menekankan bahwa terdapat bermacam-macam ASI dengan berbagai kandungan gizi yang berbeda pula yaitu :
1. Kolostrum, yaitu cairan pertama yang dikeluarkan kelenjar payudara pada hari ke 3-5 pasca persalinan, berwarna kuning keemasan karena tinggi komposisi protein dan sel hidup.
2. ASI Transisi, yaitu ASI yang diproduksi setelah hari ke 3-5 hingga 8-11 dengan komposisi protein lebih rendah, sedangkan lemak dan karbohidrat lebih tinggi.
3. ASI Matang, yaitu ASI yang diproduksi mulai hari ke 8-11 hingga seterusnya.
Mahasiswa KKN Tim 2 Undip juga menekankan kepada para ibu hamil yang hadir terkait seberapa penting nya ASI eksklusif itu, salah satunya adalah membantu ikatan batin antara bayi dengan ibu. Selain itu juga bermanfaat untuk kesehatan ibu dan kecerdasan serta daya tahan tubuh anak. Mahasiswa KKN Tim 2 Undip juga memberikan strategi ibu pintar dalam pemberian MP-ASI kepada anak.
Sementara itu, warga juga diberikan tips praktis yang dapat diterapkan pada setiap waktu makan melalui prinsip “Isi Piringku” dengan cara membagi piring menjadi beberapa bagian. “Isi Piringku” pun juga berbeda-beda setiap usia, dapat dilihat dalam infografis dibawah ini.
Dari kegiatan edukasi ini diharapkan pengetahuan para ibu maupun calon ibu akan penting nya ASI dan MP-ASI kepada anak semakin meningkat dan permasalahan terkait stunting di Kota Semarang akan menurun, sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) seperti dalam poin ke-3 yaitu, Kehidupan Sehat dan Sejahtera dapat terwujud.
Selain itu, Penulis bersama rekan lain juga menjalankan program multidisiplin nya yang kedua yaitu Edukasi Bahaya Narkoba kepada siswa SMP dan SMK Kristen Gergaji Randusari. Kegiatan edukasi ini dilatar belakangi oleh bertambahnya jumlah penyalahgunaan atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan. Direktur Kemahasiswaan Depdiknas, Sudharmadi, mengungkapkan jumlah pengguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa sudah melebihi ambang batas, atau sekitar 10 kali lebih besar dari yang dipersyaratkan organisasi kesehatan dunia PBB, WHO.
Mahasiswa Undip mengedukasi siswa SMP dan SMK Kristen Gergaji dalam rangkaian acara PLS yang dilaksanakan di ruang kelas pada hari Selasa, 12 Juli 2022. Kegiatan diawali dengan Pengerjaan soal pre test sebagai bahan evaluasi pemahaman siswa sebelum materi diberikan. Pemberian materi melalui PPT dan juga tanya jawab. Peserta sangat antusias dalam bertanya kepada pemateri. Selain materi, juga terdapat games dan doorprize. Lalu dipenghujung acara, dilaksanakan pengerjaan soal post test sebagai perbandingan setelah pemberian materi.
Dari kegiatan edukasi ini diharapkan siswa SMP dan SMK yang sudah atau mau memasuki usia remaja paham akan bahaya narkoba dan lebih waspada terhadap pergaulan bebas zaman sekarang, sehingga generasi muda indonesia dapat membantu mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia (SDGs), terutama pada poin ke-3 yaitu, Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Penulis : Tahnia Kenasih Ardhini / Fisika Undip 2019 (Mahasiswa KKN Tim 2 Undip)
Dosen : An’im Kafabih S.E., M.E.
Lokasi : Kelurahan Randusari, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang