Minimnya Pengetahuan Risiko Kerja Menjahit, Mahasiswi KKN TIM II UNDIP Adakan Penyuluhan Terkait Risiko Kerja kepada Penjahit Konveksi di Desa Donowangun
Donowangun (29/7),Masyarakat Desa Donowangun mayoritas bekerja sebagai penjahit konveksi, masih banyak yang belum tahu terkait dengan potensi risiko kerja dari pekerjaan tersebut serta dampak bahaya yang mungkin timbul akibat risiko kerja yang tidak segera diatasi yang sudah berlangsung lama.
Pekerjaan penjahit merupakan pekerjaan yang sistem kerjanya berulang dan aktivitas yang dilakukan sama. Pekerjaan yang dilakukan secara berulang memiliki risiko kerja dari pengulangan tersebut. Risiko kerja menjahit yang mungkin terjadi seperti luka ringan karena jarum, luka jahit karena mesin jahit, terjadinya Musculoskeletal Disorder (Msd).
Musculoskeletal Disorder (Msd) merupakan gejala atau kumpulan gejala sakit atau nyeri yang dirasakan pekerja di bagian tubuh tertentu maupun gabungan dari beberapa bagian tubuh dalam rentang waktu dan frekuensi tertentu. Banyak ibu-ibu penjahit mengeluh sering merasa sakit atau nyeri di bagian tubuh tertentu yang merupakan salah satu bentuk terjadinya Msd.
Oleh karenanya, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP melaksanakan kegiatan Program Kerja Monodisiplin oleh Naeni Ristika Mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yaitu “Penyuluhan Risiko Kerja Kepada Penjahit Konveksi di Desa Donowangun”.
Tujuan dilaksanakan program penyuluhan ini yaitu agar dapat memberikan informasi baru bagi penjahit terkait risiko kerja yang ada sehingga lebih bisa mengendalikan risiko yang mungkin terjadi dalam menjahit.
Program penyuluhan ini diadakan di acara pengajian rutinan ibu-ibu Dukuh Keprok, Desa Donowangun. Program ini berljakan dengan lancar dimana ibu-ibu tampak antusias dalam kegiatan ini yang dilanjutkan sesi tanya jawab terkait upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri di tubuh serta bagaimana kursi yang baik untuk menjahit.