MINIMASI HUMAN ERROR dan SEARCHING TIME, MAHASISWA KKN UNDIP PERKENALKAN KONSEP BUDAYA 5S PADA UMKM
Banyuurip, Pati (04/08/2022) – UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil Memengah adalah usaha yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, maupun badan usaha dengan kekayaan dan omzet yang tidak lebih dari Rp500 juta per tahunnya. Pada dasarnya UMKM merupakan usaha kecil yang biasanya bisa dilakukan melalui rumah saja.
UMKM “Dua Putri” merupakan salah satu UMKM yang terdapat di Desa Banyuurip, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. UMKM “Dua Putri” merupakan produsen jajanan keripik singkong yang tersedia dengan berbagai rasa dan menjual produknya melalui penjualan konvensional hanya dari rumah sang pemilik saja. Meskipun dijual dari rumah, sang pemilik, Bu Kusmiyati mengaku bahwa penjualannya ramai dan selalu habis di setiap harinya karena memang jajanan keripik singkong “Dua Putri” ini sudah terkenal di sekitaran Desa Banyuurip.
Namun seperti usaha pada umumnya, terdapat permasalahan yang dihadapi oleh UMKM “Dua Putri”, masalah tersebut adalah sering terjadinya human error atau kesalahan dalam pengambilan keripik singkong rasa tertentu yang sesuai dengan keinginan pembeli. Pada UMKM ini terdapat 8 jenis rasa keripik singkong, yang mana untuk peletakaannya semua rasa dijadikan satu tanpa adanya batasan yang jelas untuk membatasi jenis rasa keripik singkong antara satu dengan yang lainnya, hal inilah yang membuat proses pengambilan keripik singkong kerap kali terjadi kesalahan ataupun proses pengambilannya yang menjadi agak lama karena mencari dan memastikan jenis rasa keripik singkong yang diambil adalah sudah sesuai dengan keinginan pembeli.
Mahasiswa KKN UNDIP melihat ini sebagai sebuah permasalahan yang perlu untuk diatasi agar produktivitas dari UMKM “Dua Putri” dapat meningkat dengan meminimasi human error dan searching time yang ada sebelumnya. Solusi yang ditawarkan adalah dengan penerapan konsep budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) pada UMKM “Dua Putri”. Penerapan 5S dilakukan dengan melakukan pelabelan pada tempat peletakan produk jadi keripik singkong untuk memberikan pembatasan area yang jelas untuk setiap jenis rasa yang ada. Proses pelabelan dilakukan dengan mencetak stiker label untuk 8 jenis rasa keripik singkong yang kemudian ditempel pada bagian tembok tepat diatas keripik singkong tersebut diletakkan sesuai dengan masing-masing jenis rasanya. Bu Kusmiyati selaku pemilik dari UMKM “Dua Putri” menyambut baik solusi ini, mendukung penuh dan mempersilahkan mahasiswa KKN UNDIP untuk melakukan penempelan pada setiap area peletakan keripik singkong sesuai dengan jenis rasanya. Selain penempelan label tersebut, dilakukan pula penempelan poster tentang konsep budaya 5S di tempat kerja sebagai media pencerdasan kepada UMKM “Dua Putri”.
Mahasiswa KKN UNDIP dan Bu Kusmiyati selaku pemilik dari UMKM “Dua Putri” berharap dengan adanya penempelan label sesuai dengan jenis rasa di tempat peletakan produk jadi keripik singkong ini dapat meminimasi human error dan searching time sehingga proses pengambilan keripik singkong menjadi lebih tepat dan cepat. Sementara untuk penempelan poster tentang konsep budaya 5S di tempat kerja dapat menjadi pencerdasan dan pengingat UMKM “Dua Putri” untuk senantiasa selalu menerapkan budaya 5S di tempat kerja.
Penulis: Laurensius Galang Mawinata
DPL: Ojo Kurdi, S.T., M.T., Ph.D.
Lokasi: Desa Banyuurip, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati