Bangun Sifat Mandiri dan Tanggung Jawab, Mahasiswa KKN Undip Berikan Edukasi Pengelolaan Keuangan Pribadi bagi Remaja
Fase remaja merupakan tahap dimana terjadi banyak perubahan dalam hidup baik dari segi fisik maupun psikis. Dari anak-anak yang masih sangat bergantung pada orang tua menjadi remaja yang sudah mulai mandiri. Salah satu perubahan yang banyak dirasakan adalah tanggung jawab yang meningkat diantaranya adalah mengenai keuangan. Mungkin ketika SD seorang anak masih diberikan uang jajan harian sedangkan ketika SMP dan seterusnya sudah berganti menjadi uang jatah mingguan atau bulanan. Perubahan ini mendorong remaja untuk cermat dalam mengelola keuangan pribadinya. Untuk itu Maulana Mahardika Arvi selaku mahasiswa dari KKN Tim II Undip di Kelurahan Lempongsari di bawah bimbingan DPL Ari Wibawa Budi Santosa, S.T., M. Si, memberikan edukasi mengenai cara mengelola keuangan pribadi bagi para remaja disana.
Kegiatan edukasi ini merupakan sesi kedua dari acara “Belajar Bersama Karang Taruna” yang diadakan di Balai Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang pada tanggal 30 Juli 2022. Dengan adanya edukasi ini diharapkan dapat membantu para remaja Kelurahan Lempongsari dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan juga diri mereka sendiri.
Materi yang disampaikan merupakan materi sederhana mengingat target audiens dari edukasi ini adalah para remaja yang mana belum memiliki pendapatan sendiri dan mendapatkan uang jatah bulanan dalam jumlah kecil. Dengan menguasai materi ini diharapkan para remaja dapat mengelola keuangan mereka secara bijak. Dalam materi yang disampaikan, ada 4 poin yang ingin dikembangkan yaitu pola pikir pengeluaran yang selalu lebih rendah daripada pemasukan, penentuan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan, pencatatan transaksi keuangan, dan penyisihan bagian untuk sedekah.
Poin pertama mengenai pola pikir pengeluaran lebih rendah daripada pemasukan menjelaskan mengenai penguasaan diri dalam mengolah pengeluaran yang sejatinya dikontrol oleh kita. Berbeda dengan pola pikir pemasukan lebih besar daripada pengeluaran, pola pikir ini tidak berfokus pada faktor pemasukan yang dimana tidak semua jenis pemasukan mampu kita kontrol. Hal ini sangat relevan bagi remaja karena pemasukan remaja sangat fluktuatif. contoh lain adalah ketika membuka usaha adanya omzet yang naik dan turun adalah hal yang wajar. Untuk itu akan lebih mudah dan bijak jika seseorang dapat mengontrol pengeluaran yang ada sesuai dengan tingkat pemasukan yang ia dapat.
Poin kedua menjelaskan mengenai penentuan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tiap individu terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Dimana kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, kebutuhan sekunder adalah kebutuhan pelengkap atau tambahan, dan kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi terakhir yang biasanya merupakan kesenangan pribadi. Bagi remaja salah satu contkh kebutuhan primer dapat berupa makan siang di kantin sekolah dimana biayanya akan ditanggung sendiri. Untuk kebutuhan sekunder dapat berupa paket kuota internet, peralatan belajar, rekreasi, dll. Sedangkan untuk kebutuhan tersier pada umumnya masih difasilitasi oleh orang tua.
Poin ketiga menjelaskan mengenai pencatatan transaksi keuangan. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi merupakan hal yang sepele namun nyatanya akan sangat bermanfaat dalam kurun waktu yang panjang. Dengan mencatat setiap transaksi yang ada, seseorang dapat mengetahui seberapa banyak uang yang masuk, keluar, dan masih tersisa dalam kurun periode tertentu. Dengan begitu akan semakin mudah untuk mengontrol diri ketika hendak melakukan pengeluaran. Untuk saat ini melakukan pencatatan keuangan merupakan hal yang sangat mudah karena tidak perlu lagi menulis di buku ataupun membuat excel. Cukup dengan mengunduh aplikasi yang telah tersedia di android maupun ios seseorang dapat dengan mudah mengatur keuangannya. Salah datu aplikasi yang direkomendasikan adalah Aplikasi Anggaran Cepat. Dalam aplikasi tersebut telah tersedia fitur-fitur yang memudahkan antara lain pencatatan keuangan, pembuatan anggaran, diagram, dan lain-lain yang tentunya akan mempermudah pengguna dalam menganalisis pengeluaran dan pemasukan transaksi keuangan.
Poin terakhir menjelaskan mengenai penyisihan bagian untuk melakukan sedekah bagi sesama. Perlu diingat bahwa harta merupakan titipan yang diberikan oleh Tuhan kepada mahkluknya yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Titipan artinya bisa jadi pada saat ini seseorang masih memiliki harta dan kemudian di lain hari harta tersebut diambil darinya. Oleh karena itu gunakanlah harta untuk hal-hal yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Dengan bersedekah harta yang diberikan akan dapat membantu orang lain, membukakan pintu keberkahan, dan melatih jiwa sosial. Dengan begitu akan menebar kebermanfaatan bagi sesama.
Penyampaian materi dilakukan dengan melakukan presentasi di depan para audiens termasuk mengajarkan tutorial singkat mengenai cara penggunaan aplikasi pengelolaan keuangan.
Maulana Mahardika Arvi
12010119120053/S1 Manejemen
DPL: Ari Wibawa Budi Santosa, ST., M. Si