Mari Budidaya Tanaman dengan Kandungan Protein yang Cukup!
Semarang (23/7/22) Kelurahan Jabungan merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Banyumanik yang masih memiliki luas lahan pertanian yang cukup luas, dan hasil pertanian yang cukup. Selain itu lingkungan sekitar Kelurahan Jabungan masih terlihat asri karena masih banyak pepohonan, sawah, dan perkebunan. Walaupun Kelurahan Jabungan memiliki cukup banyak hasil pertanian hal tersebut tidak menutup kemungkinan angka stunting yang cukup banyak. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, seperti hasil olahan sumber protein hewani maupun nabati.
Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) merupakan salah satu tanaman sayuran yang potensial menjadi sumber protein lain untuk perbaikan gizi. Kecipir salah satu tanaman kacang-kacangan yang cara tumbuhnya dengan merambat. Kecipir dapat tumbuh pada dataran rendah maupun tinggi dengan masa panen 63 – 75 HST (Hari Setelah Tanam). Cara budidaya tanaman kecipir terbilang cukup mudah, seperti budidaya tanaman yang lainnya yaitu dimulai dari benih dengan cara disemai selama 14 HST setelah itu dipindah tanam ke wadah yang luas atau lahan langsung, lalu tanaman kecipir diberi perawatan secara umum yaitu dengan diberi pupuk dan disiram secara rutin 2 hari sekali sampai saatnya masa panen, apabila terjadi serangan hama dan penyakit segera dilakukan pengendalian secara mekanis dan kimiawi tetapi tidak secara berlebihan. Setelah kecipir sudah siap panen, kecipir dapat diolah menjadi makanan yang dapat di konsumsi oleh semua kalangan, karena sebagai salah satu upaya dalam pencegahan stunting dengan mengkonsumsi makanan dengan kandungan protein yang cukup.
Mahasiswa KKN melakukan sosialisasi dan demonstrasi cara budidaya tanaman kecipir pada pertemuan warga RW 6 Kelurahan Jabungan yang diadakan di Balai RW 6 pada pukul 15.00 WIB pada hari Sabtu, 23 Juli 2022. Kemudian kegiatan dilanjutkan pemberian olahan makanan berbahan dasar kecipir dan beberapa benih kecipir kepada ibu-ibu RW 6 untuk ditanam di rumah masing-masing.
by: Julia Andriyani Putri
dpl: Rachma Purwanti, S.KM, M.Gizi