Waspada Demam Berdarah! Mahasiswa UNDIP Ciptakan Spray Anti-Nyamuk Alami
Gambar 1. Mahasiswa Undip Melakukan Sosialisasi
Cegah Demam Berdarah dan Pelatihan pembuatan spray
Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang (10/08/2022).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti) yang dapat menyebabkan kematian. Menurut Kementerian Kesehatan terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di Indonesia. Sejak awal 2022 telah terjadi 52.313 kasus dengan 448 total kematian yang tersebar di 34 provinsi.
Iklim tropis di Indonesia menjadikan Demam Berdarah sebagai penyakit endemik. Curah hujan yang cukup tinggi menyediakan tempat nyamuk berkembang biak. Oleh karena itu kondisi lingkungan memegang peranan penting dalam pencegahan perkembangbiakan nyamuk. Di RW 02 Kelurahan Tlogomulyo, sebagian besar masyarakat memiliki usaha berjualan velg dan ban mobil untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Namun, melalui tumpukan ban mobil terdapat resiko penyakit DBD yang menghantui.
Berdasarkan kondisi tersebut, Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Tlogomulyo membuat program “Edukasi Waspada DBD dan Pelatihan Pembuatan Spray Anti-nyamuk Berbahan Alami”. Program ini dilakukan dengan memberikan edukasi secara langsung dibantu media poster dan pembagian booklet yang berisikan bahaya DBD, tanda dan gejala serta pencegahannya. Sebagai salah satu bentuk nyata pencegahan DBD yaitu dengan pembuatan spray antinyamuk yang memanfaatkan bahan alami yang mudah ditemukan berupa serai. Sebanyak 14 orang muda-mudi karang taruna tampak antusiasi dalam mengikuti program tersebut.
Gambar 2. Spray anti-nyamuk alami berbahan dasar serai
Spray anti-nyamuk alami ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan lotion penolak nyamuk (repellent) di pasaran yang mengandung bahan kimia. Beberapa kelebihannya selain harga yang murah dan mudah dibuat, juga terhindar dari bahan karsinogenik. Insektisida yang dijual umumnya mengandung zat DEET (diethyltoluamide) yang berfungsi menghindari gigitan serangga, namun zat ini bisa meresap dan menyebabkan iritasi pada kulit sensitif dan terluka. Zat DEET juga berifat karsinogenik yang beresiko memicu kanker. Berbeda dengan spray anti-nyamuk alami yang mengusir nyamuk dengan memanfaatkan minyak atsiri (Citronella oil) yang harum dan aman bagi manusia namun tidak disukai oleh nyamuk.
Harapannya karang taruna yang telah mengikuti program pada 6 Agustus tersebut mendapat pengetahuan dan menyadari pentingnya mencegah dan tetap waspada terhadap DBD sehingga ilmu dan ketrampilannya dapat disebarluaskan kepada keluarga dan masyarakat. Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan menjaga kondisi lingkungan, mengubur atau menutup benda-benda yang menampung air. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan potensi sekitar seperti spray anti-nyamuk alami dari serai.
Gambar 3. Poster dan leaflet Waspada DBD dan Pembuatan Spray Anti-Nyamuk sebagai Media Edukasi
Penulis : Evanry Parmonangan Siahaan – KKN TIM II UNDIP 2022
DPL : Dr. Rr. Karlina Aprilia,SE,MSc,Akt.