Darurat Kesehatan Mental: Mahasiswi Tim II KKN UNDIP ajarkan Kesehatan Mental 101 pada siswa-siswi SMP 2 PGRI Kelurahan Bandarharjo
Bandarharjo, Semarang (28/07) – Isu kesehatan mental menjadi isu yang cukup menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Tidak sedikit stigma yang salah masih melekat erat di masyarakat. Porsi atensi pada isu Kesehatan mental di bidang pendidikan di Indonesia masih sangat minim. Padahal usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Kecenderungan depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self-harm) hingga bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh pemahaman mengenai Kesehatan mental yang masih minim.
Berangkat dari hal tersebut, seorang mahasiswi dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro tergerak untuk mengajarkan Kesehatan Mental 101 pada remaja di Kelurahan Bandarharjo. SMP 2 PGRI menjadi pilihan sasaran ajaran mengenai dasar Kesehatan mental.
Program berlangsung sangat interaktif dan menyenangkan. Siswa-siswi di SMP 2 PGRI sangat antusias bertanya dan menanggapi setiap kuis yang diberikan. Menggunakan metode role-play, sebuah intervensi sederhana “Warrior in the Mirror”, remaja diajak untuk menerapkan afirmasi positif di depan cermin. Cermin digambarkan sebagai gambaran diri. Dengan berdiri di depan cermin dan membaca sebuah mantra afirmasi positif, remaja menjadi lebih percaya diri dan diajar untuk lebih mencintai dan menghargai diri.
Tidak berhenti disitu, di akhir sesi terdapat “Kisah Kesahku” dimana seorang siswi akhirnya merasa tersentuh dan menitikkan air mata. Siswa dan siswi diberikan secarik kertas untuk menuliskan perasaannya, kesan, maupun cerita yang hendak disampaikan secara anonimus. Dengan menjaga anonimitas, remaja menjadi lebih terbuka terhadap perasaan dan keresahannya. Remaja diajak untuk menyadari dan mampu melabeli emosi yang dirasakan. Dengan program ini, mahasiswi berharap guru-guru di SMP 2 PGRI Semarang dapat melanjutkan pengajaran Kesahatan Mental kepada siswa dan siswi.