Penting! Inilah 6 Manfaat Lubang Biopori Bagi Manusia dan Lingkungan, Nomor 5 Bikin Kaget!!!
Jatingaleh, Semarang (1/8)-Tim II KKN Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang yang akan berlangsung selama 45 hari. Program yang akan dilaksanakan merupakan program kerja monodisipllin. Salah satu program kerja monodisiplin yang diusulkan oleh Tim II KKN Universitas Diponegoeo tahun 2021/2022 merupakan Pemanfaatan Lubang Resapan Sebagai Sarana Pencegahan Genangan Air di Kelurahan Jatingaleh.
Biopori adalah salah satu cara paling sederhana untuk membuat resapan air selain sumur resapan yang memerlukan alat berat untuk menggunakannya, hampir sama dengan manfaat sumur resapan yang digunakan untuk meresapkan air ke tanah, lubang biopori memiliki keunikan dalam pembuatannya. Pembuatan biopori memerlukan bantuan biota tanah. berikut merupakan 6 manfaat Biopori bagi manusia dan lingkungan.
1. Mencegah Banjir
Hal yang dapat terjadi apabila kita tidak memanfaatkan lubang biopori, yaitu tidak terjadinya pembusukan pada lapisan tanah yang membuat tanah menjadi keras dan tidak adanya resapan air. Kedua hal tersebut sangat mengkhawatirkan untuk area yang rawan banjir. Dengan mengajak tetangga untuk berpartisipasi membuat lubang biopori, semakin banyak titik-titik resapa air yang dibuat dan banjir akan lebih mudah untuk dicegah
2. Tempat Pembuangan Sampah Organik
Sampah masih menjadi masalah universal seluruh umat manusia. Penggunaan lubang biopori setidaknya sudah membuat ruang untuk ‘membuang’ sampah organik di rumah. Sampah tersebut untuk memenuhi lubang biopori.
3. Penyubur Tanaman
3 bulan setelah instalasi Lubang Biopori, sampah organik yang disimpan di dalam lubang akan berubah menjadi pupuk Kompos, pupuk kompos tersebut adalah hasil daru sampah organik yang diurai oleh biota tanah. Pupuk kompos tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah pada tanaman sayur rumah tangga.
4. Menambah Daya Resap Air di Lingkungan Rumah
Semakin banyak biopori yang ditanam, semakin banyak resapan air di lingkungan rumah. keberadaan lubang biopori akan selalu terawat dengan keberadaan biota tanah yang ikut berpartisipasi dalam pencegahan bajir secara tidak langsung. Gabungan luas bidang resapan dan keberadaan biopori, maka kemampuan resapan air juga akan meningkat.
5. Tanah yang Semakin Sehat karena Aktivitas Biota Tanah
Hewan dan tanaman adalah makhluk hidup yang ikut diuntunngkan dari fungsi lubang biopori, terlebih untuk biota tanah dan akar tanaman. Aktivitas dan akar tanaman mencari makanan, yaitu sampah organik, menghasilkan rongga-rongga pada tanah yang nanti dimanfaatkan sebagai lubang resapan air. Dengan selalu mengganti sampah irganik setiap 3 bulan sekali, rongga-rongga ini akan selalu terawat keberadaannya. Organisme tanah bertugas sebagai pengikat nitrogen darii atmosfer serta detritivora. Pengikatan nitrogen sendiri bertujuan untuk meningkatkan kadar nitrogen sehingga penggunaan pupuk anorganik menjadi berkurang. Dengan berkurangnya penggunaan pupuk anorganik, tanah akan semakin sehat dan bunga serta buah yang dihasilkan pun akan berkualitas.
6. Meningkatkan Kawasan Hijau
Manfaat biopori yang bisa membuat tanah menjadi subur tentunya akan membuat tanaman di sekitarnya menjadi tumbuh dengan cepat.
Dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman di sekitar lingkungan, artinya kawasan hijau di lingkunganmu akan bertambah luas.
Lokasi Resapan Biopori yang baik adalah pada area dimana air secara alami cenderung berkumpul, Untuk itu, kamu bisa membuat lubang biopori di area seperti pembuangan air hujan.
Dengan begitu, air hujan akan diresapkan di halaman rumah, alih-alih mengalir di saluran drainase umum.
Mahasiswa anggota Tim II KKN Universitas Diponegoro mengusulkan manfaatan Lubang Resapan Sebagai Sarana Pencegahan Genangan Air di Kelurahan Jatingaleh. melalui kegiatan Kerja bakti di RW 8, Kelurahan Jatingaleh. kegiatan dilaksanakan oleh Alif Muhammad Wicaksono selaku mahasiswa jurusan S-1 Agroekoteknologi yang terjun langsung ke wilayah Kelurahan Jatingaleh.
Penulis : Alif Muhammad Wicaksono
(Fakultas Peternakan dan Pertanian)
Editor : Hendrik Anggi Setyawan, S.Pi., M.Si.
Lokasi KKN : Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang