UPAYA PENGURANGAN EMISI KARBON PENYEBAB GLOBAL WARMING, KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGADAKAN DEMO PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI DAUN KERING (KOMDARING)
Proses pembuatan pupuk kompos komdaring (Dok. Pribadi)
Grobogan (12/08/2022) KKN Tim II UNDIP 2021/2022 Desa Tegowanu Kulon mengadakan program pelatihan pembuatan kompos dari daun kering sebagai upaya pengurangan emisi karbon penyebab global warming.
Sampah daun kering oleh masyarakat masih sering hanya dipandang sebelah mata sebagai sampah yang merusak pemandangan dan membuat pekarangan rumah maupun jalanan kotor dan akhirnya dilakukan pembakaran. Mengutip dari Science Daily, Jum’at (12/8/22) meningkatnya pemanasan di seluruh dunia ini disebabkan oleh aktvitas manusia yang telah meningkatkan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Menurut data BMKG bulan Juni 2022, terdapat anomali suhu udara rata-rata yang menunjukkan anomali negatif dengan nilai sebesar -0.06 oC. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan Juni 2022 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-22 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981. Jika hal ini terus dibiarkan maka lama kelamaan suhu di bumi semakin meningkat dan global warming berkepanjangan yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup di bumi.
Maka dari itu, KKN Tim II UNDIP 2021/2022 bersama dengan ibu-ibu PKK Desa Tegowanu Kulon melakukan pelatihan pembuatan kompos dari daun kering KOMDARING sebagai upaya pengurangan pembakaran sampah yang dapat menyebabkan global warming. KOMDARING adalah singkatan dari Kompos Daun Kering yang merupakan produk pupuk organik dari sampah daun kering. Selain bahan dan alat yang digunakan sederhana, pupuk ini juga membawa banyak manfaat khususnya ramah lingkungan dan baik untuk pertumbuhan tanaman.
Demo pembuatan pupuk kompos KOMDARING Bersama ibu-ibu PKK
Demo pelatihan pembuatan KOMDARING dilaksanakan di Balai Desa Tegowanu Kulon yang dihadiri oleh anggota PKK dan ibu rumah tangga. Pembuatan KOMDARING dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, seperti wadah, tutup wadah atau plastik, sekop, daun kering, EM4 atau bisa diganti nasi aking, air, dan tanah. Daun kering dimasukkan ke dalam wadah, lebih baik ditambah dengan sedikit tanah. Daun dan tanah dipadatkan dan disiram dengan larutan EM4 yang sudah dilarutkan dengan air. Bagian atas media pengomposan ditutup dengan tutup lalu diamkan dan tunggu selama ± 3 minggu. Kelembapan suhu serta sikulasi udara dijaga dengan menyemprotkan air serta diaduk secara rutin setidaknya satu minggu sekali.
Karena target demo rata-rata adalah ibu-ibu, maka pengaplikasian kompos KOMDARING ini dapat diaplikasikan pada tanaman hias maupun tumbuhan disekitar rumah. Demo pelatihan KOMDARING ini diharapkan dapat memberikan dampak pada kesadaran masyarakat tentang pentingnya memanfaatan sampah. Inovasi KOMDARING ini juga diharapkan dapat membantu pengurangan pembakaran sampah yang dapat menjadi penyeabab meningkatnya emisi karbon dioksida dan menyebabkan global warming.
Penulis: Meyra Astri Nurvitroh – 24020119120012 – Prodi Biologi – Fakultas Sains dan Matematika
Lokasi: Desa Tegowanu Kulon, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah
Dosen Pembimbing Lapangan: Dra. Dewi Rostyaningsih, M. Si.