LANGKAH SOLUTIF KURANGI SAMPAH ORGANIK! MAHASISWA KKN TIM II UNDIP ADAKAN PELATIHAN PEMBUATAN ECO-ENZYM

Semarang (17/07/22) Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota baik di indonesia maupun di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Salah satu jenis sampah yang banyak dihasilkan terutama dari limbah rumah tangga yaitu sampah organik, seperti ampas buah, kulit-kulit buah dan sayuran.

Eco-enzym adalah hasil olahan limbah rumah tangga yang difermentasi dengan gula (gula coklat, gula tebu dan gula merah). Limbah dapur yang diolah adalah berupa ampas buah dan sayuran. Cairan eco-enzym ini berwarna coklat gelap dengan aroma yang asam/segar kuat.

Eco-enzym dapat digunakan sebagai pupuk organik cair bagi tanaman. Di samping murah dan tidak merusak lingkungan, proses pembuatannya pun mudah. Eco-enzym selain sebagai pupuk juga dapat digunakan sebagai pembersih atau desinfektan.

Hal inilah yang membuat, Tim KKN Tim II UNDIP Bhakti Rahmadhani Purnomo, Mahasiswa S1 Kimia terketuk untuk melakukan pemberdayaan kepada Ibu-Ibu PKK Kelurahan Krapyak khususnya RW 01 untuk melalui pembuatan Eco-enzym. Kelurahan Krapyak, khususnya di RW 01 warganya, terutama ibu rumah tangga banyak memiliki kegiatan atau pekerjaan di rumah yang tinggi, seperti memasak, membersihkan rumah, merawat halaman rumah, dan lain sebagainya.

ECOOO

Bhakti menuturkan bahwa kita semua bisa berkontribusi mengurangi sampah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah rumah tangga ini yaitu dengan mengolah limbah rumah tangga tersebut menjadi produk yang lebih bermanfaat salah satunya Eco-enzym.

ECO-1

Selanjutnya Bhakti menuturkan pembuatan eco-enzym dapat dikatakan sangatlah mudah untuk dilakukan karena hanya membutuhkan 3 bahan utama yaitu air, kulit-kulit buah ataupun sayuran, dan gula merah. Pertama-tama disiapkan ketiga bahan utama tersebut dengan perbandingan air : kulit buah : gula merah yaitu (10 : 3 : 1). Selanjutnya campurkan ketiga bahan tersebut ke dalam wadah plastik bertutup dan aduk hingga bercampur. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah. Buka tutup wadah penyimpanan setiap hari pada minggu pertama untuk menghilangkan gas hasil fermentasi. Buka tutup wadah penyimpanan setiap dua hari sekali pada minggu kedua dan ketiga. Aduk cairan pada waktu penyimpanan satu bulan dan dua bulan. Cairan eco-enzym siap dipanen minimal setelah tiga bulan penyimpanan.

ECO-ENZYME-1

“Penggunaan eco-enzym sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan Bumi kita. Hal ini dikarenakan cairan tersebut tidak mengandung senyawa kimia yang dapat merusak lingkungan” jelas Bhakti.

Bhakti berharap pelatihan ini dapat menggerakkan para ibu untuk dapat mengolah dan memanfaatkan limbah rumah tangga khususnya sisa-sia buah and sayuran menjadi produk yang lebih bermanfaat. Para ibu-ibu pun turut berterima kasih karena telah diberi ilmu untuk memanfaatkan sisa-sisa buah dan sayuran ini.

“Terima kasih kepada Mba dan Mas KKN, sudah mau berbagi ilmu yang bermanfaat ini. Semoga ilmunya bisa kami praktikan” tutur Ibu Dewi salah satu peserta kegiatan.

Penulis : Bhakti Rahmadhani Purnomo (Fakultas Sains dan Matematika)
Dosen Pembimbing Lapangan : Laura Andri Retno Martini, S. S., M. A
Lokasi KKN : Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah
KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2021/2022