Empati: Mahasiswi KKN Undip Tekankan Kunci Emas Pemberdayaan Wreda Sehat Fisik dan Mental di Kelurahan Bangunharjo
Bangunharjo, Semarang Tengah (23/07/2022) – Beranjak dari banyaknya jumlah wreda atau individu berusia lanjut di Kelurahan Bangunharjo, seorang mahasiswi dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro menyelenggarakan upaya pemberdayaan wreda lewat para kader pos pembinaan terpadu (posbindu) dan caregiver atau pihak/keluarga yang merawat wreda di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang pada Sabtu (23/07).
Gambar 1. Pengecekan Kesehatan Wreda di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Bangunharjo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “wreda” diartikan sebagai lanjut usia; tua; sudah banyak pengalaman tugas dan sebagainya; senior. Dari arti katanya, dapat dilihat bagaimana penggambaran positif yang diciptakan terhadap wreda. Namun, dalam kehidupan sehari-hari masih kerap dijumpai stigma negatif yang melekat pada diri seorang wreda serta perilaku diskriminasi yang didasarkan pada usia atau yang dikenal dengan istilah ageisme, seperti anggapan bahwa wreda itu tidak berguna, tak bisa apa-apa, konservatif, dan sulit diberi tahu.
Maraknya stigma negatif dan diskriminasi di masyarakat menjadikan adanya tembok pembatas antara wreda dengan lingkungan sosialnya sehingga berpengaruh pada kondisi psikologis dan sosial seorang wreda, seperti menarik diri dari kegiatan sosial di masyarakat, adanya perasaan kesepian hingga mengakibatkan demensia, perasaan kehilangan pasangan hidup, keluarga, dan teman, adanya penurunan semangat hidup, dan sebagainya.
Dalam rangka mewujudkan wreda yang sehat fisik, sehat mental, serta berdaya di hari tuanya, mahasiswa Tim II KKN Undip mencoba memberikan edukasi kepada kader posbindu dan caregiver mengenai kondisi wreda ditinjau dari aspek fisik, psikologis, dan sosial, tantangan yang dihadapi seorang wreda, peran dukungan sosial dan bagaimana cara memberi dukungan sosial tersebut, serta rekomendasi kegiatan untuk lansia supaya tetap aktif di hari tua. Hal ini dilakukan dengan tujuan kader posbindu dan caregiver dapat memahami kondisi wreda sehingga dapat melayani wreda dengan penuh empati. Di samping itu, juga dilakukan pendampingan wreda dalam kegiatan posbindu dalam rangka menjaga kesehatan fisik dari wreda sehingga wreda di Kelurahan Bangunharjo dapat berdaya secara mental dan fisik.
Gambar 2. Kader Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Bangunharjo Antusias Menerima Pesan Edukasi
Dalam sesi sharing yang dilakukan bersama para kader posbindu, dikatakan bahwa para kader posbindu dapat memaklumi bagaimana kondisi fisik, psikologis, dan sosial memengaruhi seorang wreda dalam bertindak dan tetap melayaninya dengan penuh empati demi menjaga kesehatan wreda yang ada di Kelurahan Bangunharjo. Sejalan dengan penuturan para kader posbindu, beberapa caregiver wreda pun juga menuturkan bahwa walau kerap ada perilaku dari wreda yang sulit dipahami, namun memang disadari bahwa diperlukan empati dan kesabaran yang kuat dalam merawat seorang wreda.
Melalui adanya program pemberdayaan kesehatan fisik dan mental wreda ini, diharapkan dapat menciptakan sinergi yang harmonis antara kader-kader posbindu dengan para caregiver wreda sehingga dapat mewujudkan wreda-wreda yang berdaya secara fisik maupun mental di Kelurahan Bangunharjo.
Penulis: Gloria Talentinhi – S1 Psikologi / Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Editor: Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum