Sulap Sampah Organik Menjadi Larutan Pembersih Ramah Lingkugan, Mahasiswa KKN Undip Ajak Membuat Eco Enzyme
PENYERAHAN POSTER
Gunung Kidul (10/08/2022) – Pada Minggu Keenam) KKN, telah dilakukan program kerja “Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme”. Program kerja ini merupakan edukasi dengan metode penyebaran poster secara hardcopy dan softcopy tentang bagaimana cara membuat larutan serbaguna yang ramah lingkungan dari sampah organik sisa sayur dan buah. Sosialisasi terkait eco enzyme sendiri sudah dilakukan di pertemuan bulanan PKK Desa Nglegi pada tanggal 15 Juli 2022 yang termasuk dalam cakupan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga. Kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat umum khususnya ibu-ibu PKK Desa Nglegi. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan kembali sampah rumah tangga yang dihasilkan dengan cara daur ulang sampah organik. Selain mengurangi jumlah timbulan sampah, pengolahan sampah menjadi eco enzyme memiliki andil besar terhadap pelestarian lingkungan.
Eco enzyme adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah atau gula tebu). Dalam proses fermentasinya, dihasilkan gas O3 (ozon) secara terus menurus yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan eco-enzyme bila dicampur dengan air, akan bereaksi serta dapat digunakan sebagai cairan pembersih mulai dari piring, lantai, pakaian, kakus, sampai dengan pencuci rambut dan sabun mandi, serta pupuk maupun aktivator pupuk tanaman.
Pembuatan eco enzyme cukup mudah. Bahan yang dibutuhkan yaitu air, gula merah atau gula aren sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah dengan perbandingan 10 (air) : 1 (gula) : 3 (sampah organik). Sebagai contoh apabila air yang digunakan sebanyak 1 liter (1000 ml), maka gula yang dibutuhkan sebanyak 100 gram dan sampah organik sebanyak 300 gram. Contoh lain apabila air yang digunakan sebayak 10 liter, maka gula yang dibutuhkan sebanyak 1 kg dan sampah organik yang dibutuhkan sebanyak 3 kg.
Langkah pertama tuang air ke dalam wadah hingga memenuhi 60% dari ukuran wadah. Selanjutnya masukkan gula merah atau gula aren yang telah dihaluskan. Terakhir masukkan sampah organik sisa sayur dan buah yang telah dicacah kecil-kecil. Tutup rapat wadah dan simpan di tempat kering dan sejuk dengan suhu ruangan. Buka tutup wadah setiap hari pada minggu pertama untuk menghilangkan gas hasil fermentasi. Lalu, buka tutup wadah penyimpanan setiap dua hari sekali pada minggu kedua dan ketiga. Aduk eco enzyme pada waktu penyimpanan satu bulan dan dua bulan. Pada saat proses fermentasi akan muncul jamur atau lapisan seperti jeli pada larutan. Hal tersebut merupakan hal yang wajar.
POSTER ECO ENZYME
Eco enzyme dapat dipanen setelah proses fermentasi selama 3 (tiga) bulan.Cara pemanenannya yaitu dengan disaring sehingga air dan ampasnya terpisah. Larutan berwarna coklat dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat itulah yang dinamakan eco ezyme. Lalu simpan eco enzyme di wadah tertutup. Eco enzyme memiliki keistimewaan yaitu tidak memiliki tanggal kadaluarsa sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama. Namun, jika sudah dicampur air, waktu penyimpanannya hanya 7 hari. Jika disimpan lebih dari 7 hari, bakteri pada air akan merusak larutan.
Penulis : Siti Anisa Fitria Zahra
DPL : Drs. Eko Ariyanto, M.T.
Lokasi : Kalurahan Nglegi, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunung Kidul