Temukan Solusi Terjangkau! Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Membuat Bioaktivator Kompos Dari Bahan Rumahan

Candi, Semarang (23/07/2022) Muhammad AmmarNurHandyka, Mahasiswa S1 Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro menyelenggarakan program berupa edukasi dan pendampingan kepada warga wilayah RW 05 Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, mengenai Pembuatan Bio-Aktivator Berupa Fermentasi Air Cucian Beras.

Bioaktivator merupakan suatu bahan bioaktif yang mampu mengurai dan merangsan aktifitas bahan organik. Secara khususnya, bioaktivator merupakan isolat mikroba yang telah dimurnikan sehingga memiliki kemampuan khusus untuk mencerna bahan organik yang mengandung serat. Bioaktivator terbagi menjadi berbagai jenis, salah satunya adalah menggunakan air cucian beras sebagai tambahan nutrisi dan tape sebagai aktivator.

Saat mencuci beras, mayoritas orang akan membuang air bekas cucian beras karena dianggap tidak perlu. Padahal, air cucian beras memiliki manfaat yang baik untuk pertumbuhan tanaman dengan dibuat menjadi pupuk organik cair atau aktivator melalui fermentasi dengan bakteri tape. Penggunaan air beras sebagai campuran bioaktivator karena memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak serta unsur hara dan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh) yang sangat berguna untuk tanaman.

Unsur hara yang cukup lengkap pada air cucian beras dapat memacu pertumbuhan tanaman menjadi subur dan sesuai dengan papa yang diharapkan. Untuk menjadikan air cucian beras sebagai Bioaktivator kompos, maka diperlukan tambahan gula berupa gula merah dan tape.

Muhammad AmmarNurHandyka, Mahasiswa S1 Biologi Dalam Kegiatan Edukasi Pembuatan Bioaktivator Kompos Dengan Air Cucian Beras

Langkah yang harus dilakukan pertama adalah menakar air cucian beras sebanyak 1 liter, dimana yang digunakan harus air cucian pertama agar kandungan unsur hara pada beras tidak terlalu banyak larut dalam air. Air cucian beras yang sudah ditampung dimasukkan 2 butir gula merah dan 2 tape yang sudah dihaluskan, setelah itu aduk hingga larut.
Selanjutnya, campuran air cucian beras dimasukkan ke dalam botol aqua ukuran 1,5 liter dan tutup botolnya rapat, untuk disimpan selama 1 minggu sebelum penggunaan. Akan tetapi, setiap hari tutup botol harus dibuka untuk membuang gas Karbondioksida hasil fermentasi bakteri.

“Edukasi ini dapat digunakan warga khususnya ibu-ibu PKK untuk melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos, utamanya dalam penggunaan bioaktivator yang memang hal ini kita baru mengetahui secara rinci apa manfaat dan cara pembuatannya,” ujar Ketua RW 05, Bapak Sugeng.

Salah satu manfaat adanya edukasi ini adalah memberikan pemahaman kepada warga dimana dengan tambahan bioaktivator pada pupuk kompos membuat pupuk berakitivitas lebih efektif, dan dapat memerbaiki sifat fisika, sifat kimia serta sifat biologi tanah. Selain manfaat tersebut, dari segi pengeluaran, penggunaan bahan bahan rumahan ini dapat menghemat lebih besar pengeluaran dibanding penggunaan bahan kimia lainnya.

“Harapannya bukan hanya sekarang warga bisa antusias dalam memelajari hal ini. Karena memang benar, bahwa bioaktivator tidak lepas dari kompos dan kompos tidak luput dari hobi masyarakat masa kini, yaitu menanam dan merawat tanaman, khususnya tanaman hias,” tutur Ketua RT 02 RW 05, Mas Ardian.

Penyerahan Produk Bioaktivator oleh mahasiswa KKN kepada Ketua RW 05, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Bapak Sugeng

Penulis : Muhammad AmmarNurHandyka, S1 Biologi, Fakultas Sains dan Matematika. Universitas Diponegoro
Editor : Hendrik, A.S.
Lokasi KKN : Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang