Anak Terlalu Aktif! Normal atau Tidak?
anak aktif, baik/buruk?
Mlatibaru, Semarang (11-8-2022) – Masa anak-anak adalah masa yang sangat berharga sehingga masa anak-anak sering disebut dengan golden age atau masa usia emas. Masa ini disebut dengan golden age karena disinilah masa-masa paling berharga bagi setiap individu yang melewatinya. Menurut Sujiono & Yuliani (2011) menyatakan bahwa masa anak-anak adalah masa dimana diletakkan dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak motorik, dan sosial emosi. Perkembangan dan pertumbuhan anak terjadi mulai dari fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan anka secara fisik dapat terlihat dari perubahan ukuran tubuh yang bertumbuh yang terlihat oleh mata maupun perkembangan sel dan organ tubuh yang tidak kasat mata. Sedangkan perkembangan intelektual dapat dilihat secara abstrak dan simbolik dari anak-anak dapat berbicara, berbahasa, bermain, membaca, menghitung (Hidayat, 2008)
Pada masa ini anak-anak sangat sering sekali terlihat aktif fan memiliki keingintahuan yang sangat besar sehingga anak-anak akan sering bertanya serta bergerak untuk mengeksplor apa saja yang ada disekitarnya. Namun tak jarang juga terdapat anak-anak yang terlalu aktif sampai anak tersebut sulit untuk dikontrol orang tuanya sehingga mengakiabatkan kerusakan ataupun kerugian bagi lingkungan sekitarnya, eperti memecahkan suatu barang, mengganggu teman saat dikelas, susah untuk berdiam diri saat sedang belajar, ataupun anak menunjukan sikap impulsif. Keadaan-keadaan tersebut yang seharusnya diwaspadai oleh orang tua, karena kemungkinan anak tersebut mengalami gangguan Hiperaktif atau sering disebut dengan Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD).
ADHD sendiri dikatakan sulit untuk terdeteksi dengan pasti karena tidak adanya biomarker khusus yang digunakan untuk memastikan apakah anak mengalami gangguan ini atau tidak. Gangguan dapat mengakibatkan menurunnya proses belajar pada anak, sehingga prestasi anak akan menurun. ADHD karena sulitnya untuk didiagnosa tak jarang banyak masyarakat yang belum mengetahui menganai gangguan ini. Masyarakat sering menganggap anak yang hiperaktif adalah anak yang nakal dan tak jarang juga anak mendapatkan hukuman seperti dipukul ataupun dimarahi. Hukuman-hukuman seperti ini yang akan memperburuk perkembangan anak-anak.
Dari permasalahan diatas saya berinisiatif untuk mengedukasi masyarakat mengenai gangguan Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD). Edukasi ini bertujuan agar masyarakat lebih aware dengan gangguan yang Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD), sehingga ketika masyarakat sudah mengetahui gangguan Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD) harapannya masyarakat akan dapat menangani anak dengan gangguan ini dengan baik sehingga proses tumbuh kembang anak tidak terhambat.
Adapun materi yang disampaikan adalah berupa apa itu gangguan Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD), lalu kategori-kategori yang ada dalam gangguan Attention Deficit/Hyperativity Disorder (ADHD), serta beberapa gejala yang sering terjadi atau sering terlihat. Adapun kategori yang terdapat dalam gangguan ini adalah predominan inatentif, predominan hiperaktif-impulsif, dan gabungan.
Edukasi ini dilakukan pada pertemuan ibu-ibu PKK RW 6 Kelurahan Mlatibaru, pada tanggal 8 Juli 2022. Dalam keberjalanan edukasi selain pemberian materi, juga diberikan leaflet yang digunakan untuk menunjang masyarakat dalam memahami materi yang diberikan. Leaflet yang diberikan berisi ringkasan materi yang diberikan. Selama keberjalan edukasi masyarakat menyimak apa yang disampaikan dan aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Terdapat juga masyarakat yang bercerita mengenai kondisi anaknya.
Penulis : Mahendra Duta Ihza, Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Mahasiswa KKN TIM II 2022
Sumber :
MEOL, MARIANUS DE SPIRITU SANTO (2017) PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF PUZZLE TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DALAM BERHITUNG DI TAMAN KANAK – KANAK PURBONEGARAN SAGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA TAHUN 2017. Skripsi thesis, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.