GERAKAN MAKAN IKAN ! MAHASISWA UNDIP MELAKUKAN EDUKASI GERAKAN AYO GEMAR MAKAN IKAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DAN PELATIHAN PENGOLAHAN ABON LELE
Bakaran Wetan, Juwana, Pati (26/7/2-2022), (28/7/2022) dan (3/8/2022) – Manda Carissa, Mahasiswa TIM II KKN UNIVERSITAS DIPONEGORO, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, telah melakukan program monodisiplin “Sosialisasi Gemar Makan Ikan” sesuai dengan program ini sesuai dengan SDG’s ke ke-4 yakni Quality Education (Pendidikan Berkualitas).dan “Pelatihan Pengolahan Ikan Lele Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi” sesuai dengan SDG ke-9 yakni Industry, Innovation, and Infrastructure (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
Di era globalisasi yang telah maju ini membuat berbagai olahan menu berbahan dasar ikan dapat dijadikan sebagai pengganti olahan daging. Ikan sendiri di setiap bagiaannya memiliki manfaat yang sangat baik untuk tubuh. Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN) adalah gerakan moral yang memotivasi masyarakat untuk mengkonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang disyaratkan bagi kesehatan agar terbentuk manusia indonesia yang sehat, kuat dan cerdas.
Pemilihan program gerakan makan ikan sendiri sesuai dengan program multidisiplin yaitu stunting yang dapat mencegah anak- anak untuk mengalami stunting dengan selalu mengkonsumi ikan. Gemarikan ini di laksanakan dengan tujuan memberikan asupan terutama kepada anak-anak yang mengalami stunting yang kekurangan gizi dan dalam meningkatkan kecerdasan anak-anak karena ikan memiliki protein dan gizi yang luar biasa.
Gemar makan ikan dengan sasaran anak sekolah dasar khusunya kelas 5 di Desa Bakaran Wetan yaitu SD Negeri 1 Bakaran Wetan dan SD Negeri 1 Bakaran Wetan mendapatkan persetujuan langsung oleh Kepala Sekolah serta guru- guru mengingat potensi Desa Bakaran Wetan sendiri yang memiliki tambak berbagai ikan yang luas. Ikan sendiri dapat diolah menjadi berbagai produk yaitu nugget ikan, pempek ikan, otak- otak ikan, bakso ikan yang sangat disukai anak- anak.
Hasil yang didapatkan dari sosialisasi mengenai Gemar Makan Ikan menjadikan anak- anak tahu mengenai manfaat setiap bagian tubuh ikan, membuat mereka lebih menyukai dan mau mencoba berbagai olahan yang berasal dari ikan karena dapat membantu dalam kecerdasan otak anak serta membantu dalam tumbuh kembangnya. Anak- anak sangat termotivasi dan semangat dalam mengikuti kegiatan yaitu dengan bernyanyi bersama dan ada sesi quiz yang diikuti dengan dorprize dan terakhir penutup acara yaitu makan olahan ikan bersama yaitu ada bakso ikan, tempura ikan, tahu ikan dan scallop ikan.
Pelatihan Pengolahan Ikan Lele Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi
Program monodisiplin yaitu pelatihan pembuatan produk berbahan dasar ikan lele khusunya pelatihan abon lele merupakan permintaan langsung dari Kepala Desa Bakaran Wetan yaitu Bapak Wahyu Supriyo, S. H. Permasalahan yang sedang gencar- gencarnya di Desa Bakaran Wetan sendiri salah satunya yaitu mengenai petani lele yang kesulitan dalam menjual hasil panennya. Proses penjualan hasil panen menggunakan sistem nomor urut pada setiap tambaknya yang dilakukan oleh pengepul. Ikan lele sendiri tidak bisa dijual langsung ke Pasar Porda Juwana seperti ikan bandeng tetapi harus melewati pengepul, mengingat ikan lele sendiri biasanya hanya dijadikan menu konsumsi untuk digoreng atau dijual di warung lamongan.
Ikan lele mengandung protein yang tinggi. Dalam 500 gram ikan(4 ekor mengandung 12 gram, protein, 149 energi kalori, 8,4 gram lemak, dan 6,4 gram karbohidrat berdasar pada hasil penelitian badan ketahanan pangan. Oleh karena itu, ikan lele biasanya dijadikan menu lauk pauk. Tetapi ikan lele tidak banya diolah menjadi produk olahan lain karena sulitnya dalam hal pengolahan serta rasa dari ikan lele yang tidak sekuat ikan bandeng.
BUMDES Desa Bakaran Wetan sendiri saat ini sedang mencari produk olahan yang dapat dijadikan sebagai produk oleh- oleh dari Desa Wisata yang sedang dicanangkan oleh Bapak Kepala Desa yang telah diresmikan oleh Bapak Bupati. Pelatihan pembuatan abon lele ini sendiri dipilih karena di Desa Bakaran Wetan sendiri sudah banyak UMKM rumahan yang mengolah ikan bandeng. BUMDES sendiri mengingkan agar unit usahanya tidak sama dengan usaha UMKM yang ada di desa Bakaran Wetan. Oleh karena itu Bapak Kepala Desa dan Ketua BUMDES meminta langsung kepada saya untuk dibuatkan pelatihan pengolahan abon lele dan edukasi mengenai cara pengolahan ikan lele yang baik agar terhindar dari kemunduran mutu.
Pelatihan pengolahan abon lele sendiri dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Agustus 2022 dengan mengundang Bapak Kepala Desa, Ketua PKK, Kader posyandu, Ketua BUMDES, Ketua unit Batik BUMDES dan Ibu- Ibu PKK. Dimulai dari penjelasan tips dan trick dalam menghilangkan lendir ikan lele dan cara pencucian ikan lele setelah itu penjelasan mengenai bumbu halus untuk abon. Bumbu halus dimasak bersamaan dengan santan kental, serai, daun salam dan daun jeruk. Ikan lele yang sudah dikukus kemudian dipisahkan dari tulang dan kulitnya dan hanya disisakan dagingnya saja kemudian dihaluskan. Daging yang telah dihaluskan kemudian di masukkan kedalam bumbu yang telah bercampur santan dan diaduk terus hingga membentuk abon ikan. Proses pemasakan kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam.
Pencicipan dilakukan oleh tamu yang telah hadir dan mendapatkan respon yang baik dan mendapatkan rasa yang enak. Rasa abon lele hampir sama dengan abon ayam oleh karena itu rasanya akan disukai oleh anak- anak.
Penulis : Manda Carissa/ Teknologi Hasil Perikanan
DPL : Ocid Mursid, ST,MT
Lokasi : Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati