Bantu Petani Lele, Mahasiswa KKN UNDIP Membuat Pakan Alternatif dari Keong Sawah

Pakan merupakan hal dasar yang diperlukan dalam budidaya ikan lele. Para petani ikan lele biasanya menggunakan pakan komersial untuk memenuhi kebutuhan pakan lele. Namun dari waktu ke waktu harga pakan lele semakin melambung tinggi. Hal ini tentu merugikan petani ikan. Kenaikan harga pakan membuat keuntungan yang diperoleh semakin menurun. Petani ikan di Desa Putat juga turut mengeluhkan mahalnya harga pakan tersebut. Biaya operasional menjadi lebih tinggi dan keuntungan yang tidak sebanding ini dapat mengancam eksistensi petani ikan lele. Pada bulan Januari satu karung pakan ikan harganya masih Rp290.000. Setiap bulan terus naik dan pada bulan Juli ini sudah menembus R385.000.

Alternatif pakan lele yang lebih murah diperlukan untuk menjaga eksistensi petani ikan lele. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan keong sawah. Keong sawah dikenal sebagai hama padi di sawah. Keberadaanya yang melimpah sering kala menyebabkan kerusakan pada padi bahkan hingga gagal panen. Keong sawah ternyata dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan lele.

Keong sawah dapat dijadikan pakan karena memiliki protein yang tinggi. Kandungan nutrisi yang terkandung dalam tepung keong sawah antara lain protein kasar sebesar 51.8%, lemak kasar sebesar 13.61%, serat kasar 6.09%, kadar abu 24%, dan energy metabolis sebesar 2094.98 kal/kg. Jumlah tersebut dinilai baik digunakan sebagai pakan. Dengan adanya pakan alternatif ini, kebutuhan pakan komersial dapat ditekan. Biaya operasional budidaya ikan lele menjadi lebih rendah dan petani mendapat keuntungan.

Kegiatan pembuatan pakan lele dilakukan pada 1 agustus 2022. Keong diperoleh dari sawah. Dibantu oleh warga, keong ini selanjutnya dibawa pulang untuk diproses menjadi pakan lele. Dengan adanya pembuatan pakan alternatif ini diharap mampu meningkatkan produktivitas petani lele dan mengurangi hama padi di sawah.

img-1659625118953