Manfaat Lubang Biopori, Bisa Kurangi DBD dan Mencegah Banjir
(Dokumentasi Penggalian Tanah untuk Biopori)
KKN Tim II Undip Jatingaleh melakukan pembuatan biopori. Salah satu sistem peresapan yang telah banyak dikenal untuk kawasan pemukiman adalah sumur resapan. Sumur resapan dapat menampung air cukup banyak. Banyaknya air yang tertampung dapat melunakkan tanah di sekitar dinding sumur; sehingga sebagian atau seluruh dinding sumur perlu diperkuat. Bahan penguat dinding sumur itu sendiri sudah mengurangi dan menutup pori yang dapat dilewati air untuk meresap ke dalam tanah.
Derasnya air yang terkumpul masuk ke dalam sumur juga dapat merusak tanah, sehingga sebagian volume sumur perlu diisi dengan bahan yang tidak mudah hancur seperti pasir, kerikil, dan ijuk. Bahan-bahan pengisi tersebut tidak dapat digunakan oleh organisme tanah sebagai sumber makanan, sehingga tidak akan terjadi aktivitas pembentukan biopori yang berperan mempercepat peresapan air ke dalam tanah.yang di gunakan untuk resapan air dan mengatasi banjir dan pemberantasan jentik nyamuk untuk menghindari DBD. Biopori juga disebut dengan lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat tegak lurus kedalam tanah. Lubang ini memiliki diameter antara 40-50 cm. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan.
(Dokumentasi Bersama TIM II KKN dalam Membantu Pembuatan Lubang Biopori)
Oleh karena itu, perlu untuk mengolah air dan sampah untuk mempertahankan kehidupan Pembuatan biopori dapat dilakukan dimana saja, dengan ketersediaan tanah yang tidak terlalu luas. Dengan memanfaatkan lubang kecil dan sampah organik maka wilayah perkotaan yang terlihat kering dan gersang akan berubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan.
Penulis : Muhammad Rafli Putra Zeidir (Fakultas Peternakan dan Pertanian)
Editor : Hendrik Anggi Setiawan S.Pi M.Si
Lokasi : Kelurahan Jatingaleh,Kecamatan Candisari,Kota Semarang.