“Aku Juga Manusia” Mahasiswi KKN Undip Tim 2 (2021/2022) Lakukan Edukasi Mengenai Stigma Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Pada Karang Taruna Kelurahan Kalisari
Jakarta (11/8/2022) Mengacu pada data dari World Health Organization, prevalensi gangguan jiwa di dunia sangatlah memprihatinkan. Diperkirakan 1 dari 5 orang di dunia mengalami disabilitas dikarenakan gangguan mental. Tidak hanya itu, menurut Kementerian Kesehatan, di Indonesia sendiri terdapat 7 rumah tangga per 1000 rumah tangga yang merupakan ODGJ. Meskipun begitu, maraknya stigma terhadap ODGJ membuat pasien kesulitan mendapatkan pertolongan yang seharusnya. Beberapa contoh dari stigma tersebut adalah pemikiran bahwa depresi kurang iman, gangguan jiwa disebabkan oleh makhluk halus, dan banyak stigma lainnya.
Salah satu wilayah yang masih memiliki banyaknya kasus stigma terhadap ODGJ adalah kelurahan Kalisari. Dikutip dari wawancara yang dilakukan oleh dr. Nurul, Ketua Puskesmas Kalisari, masih banyak warga yang menganggap ODGJ adalah aib, sehingga disembunyikan keberadaannya. Selain itu, keluarga menganggap gangguan jiwa merupakan kondisi sementara dan bukan kondisi kronis yang sifatnya jangka panjang. Hal tersebut menyebabkan banyak ODGJ yang tidak mendapatkan penanganan seharusnya dari tenaga profesional di kelurahan ini.
Hal tersebut mendasari mahasiswi KKN Undip, Valiannisa Cik Bermani yang kerap disapa Valia, untuk melakukan edukasi melalui buku saku yang mudah diakses kapan saja. Buku saku “Aku Juga Manusia” membahas seluk beluk ODGJ, mulai dari definisi, banyaknya kasus di Indonesia, penyebab gangguan jiwa, stigma apa saja yang ada di Indonesia, dan langkah-langkah untuk membantu menghentikan stigma yang ada. Tidak hanya itu, buku saku ini juga memiliki lembar kerja yang bertujuan untuk memperkuat pengetahuan yang telah didapatkan dari materi yang ada di buku tersebut.
Sebelum membagikan buku saku berbentuk digital pada karang taruna, Valia menjelaskan terlebih dahulu mengenai ODGJ secara singkat. Program ini disambut baik oleh karang taruna yang dapat dilihat dari antusiasme dan atensi yang diberikan oleh mereka. Setelah memberikan penjelasan singkat, pemberian buku saku digital dilakukan melalui poster yang berisikan link untuk mengakses buku saku tersebut.
Buku saku ini pun mendapatkan komentar yang menyenangkan dari karang taruna. Beberapa dari anggota karang taruna menyebutkan bahwa buku saku ini memiliki konsep yang menarik sehingga mudah dipahami, serta materi yang diberikan cukup lengkap. Selain itu, mereka mengatakan bahwa buku saku ini akan bermanfaat untuk kedepannya, dimana adanya buku saku ini memunculkan kesadaran bahwa pengetahuan mengenai stigma terhadap ODGJ sangatlah dibutuhkan di tengah masyarakat.
Harapannya, program ini mampu menjadikan akses terhadap pengetahuan mengenai stigma ODGJ lebih mudah dan dapat tersebar lebih luas lagi.
Penulis : Valiannisa Cik Bermani (Psikologi – Fakultas Psikologi)