Angka Kasus Stunting Meningkat, Tim KKN Undip Kelurahan Petompon Sosialisasikan Petompon Cegah Stunting
Semarang, (11/8/2022) – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu wadah untuk mahasiswa sebagai calon sarjana untuk memanfaatkan sebagian waktu belajarnya bekerja menyumbangkan pengetahuan dan ilmu yang telah dimiliki secara langsung dalam memecahkan permasalahan dalam melaksanakan pembangunan. Kegiatan KKN sudah sejak lama dilakukan oleh sebagian besar universitas di Indonesia, termasuk Universitas Diponegoro. Kegiatan KKN bagi UNDIP mempunyai fungsi sebagai pengikat dan perangkum semua isi kurikulum dan dapat melengkapi kurikulum, karena kegiatan KKN merupakan pengalaman belajar yang menghubungkan konsep-konsep akademis yang didasarkan pada realita kehidupan masyarakat. Pelaksanaan KKN sudah mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun, mulai dari kegiatannya yang dilakukan secara luring hingga ketika pandemi tiba yang mengharuskan kegiatan KKN bertransformasi menjadi daring. Namun, perubahan tersebut tidak mematahkan kreativitas mahasiswa untuk membuat inovasi pengembangan di masyarakat. Saat ini, Pemerintah Kota Semarang sedang bergerak untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Anak stunting cenderung lebih kerdil dibandingkan anak seusianya. Ada beberapa penyebab mengapa anak mengalami stunting, diantaranya adalah karena kurangnya asupan gizi (malnutrisi) yang masuk ke dalam tubuh anak, pola asuh yang diberikan oleh orang tua kurang maksimal untuk tumbuh kembang anak, rendahnya akses sanitasi yang bersih dan layak dapat meningkatkan risiko penyakit yang dapat berujung pada stunting, dan masih banyak lagi. Selain penyebab, tentunya stunting juga akan memberikan beberapa dampak ke dalam kehidupan masyarakat. Beberapa dampak jangka pendek dari stunting adalah perkembangan otak terganggu, perkembangan kecerdasan anak terganggu, pertumbuhan fisik terganggu, dan gangguan metabolisme. Dampak jangka panjang dari stunting adalah menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah, berisiko mengalami kegemukan, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, dan menurunkan kemampuan belajar. Dilansir dari Kompas.com, Semarang memiliki 1.367 kasus anak yang tercatat mengalami stunting akibat kekurangan gizi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2021, dari 44.058 balita di Kota Semarang, 3,1 persen diantaranya menderita stunting. Jumlah anak penderita stunting tersebut tersebar di 153 kelurahan di Kota Semarang.
Berangkat dari keresahan tersebut, Tim KKN Universitas Diponegoro yang diterjunkan di Kelurahan Petompon mengadakan program sosialisasi Petompon Cegah Stunting (Ponting) dengan tema “Mengenal Stunting dan Perubahan Perilaku untuk Percepatan Pencegahan Stunting”. Sosialisasi ini diadakan pada hari Selasa, 26 Juli 2022 di Balai Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang yang dihadiri oleh ibu hamil dan ibu mengasuh anak. Acara berjalan dengan memberikan pencerdasan kepada ibu hamil dan ibu yang mengasuh anak tentang intervensi pencegahan stunting berupa presentasi dari pembicara, pembagian leaflet yang berisi informasi pencegahan stunting, barcode materi pembicara, dan kalender imunisasi untuk peserta, serta sesi games. Keberjalanan program ini mendapat antusias dan dukungan yang berasal dari para stakeholders setempat, diantaranya adalah perangkat kelurahan, mahasiswa, dan kelompok masyarakat Kelurahan Petompon.
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Kelurahan Petompon tentunya berharap dengan adanya sosialisasi Petompon Cegah Stunting (Ponting) akan dapat membantu Pemerintah Kota Semarang khususnya untuk mencegah kenaikan angka kasus stunting. Hal ini diungkapkan juga oleh ketua pelaksana sosialisasi Petompon Cegah Stunting (Ponting) sebagai perwakilan dari mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Kelurahan Tlogosari Kulon, Helena Dian Pramastuti. “Kami berharap dengan adanya sosialisasi Petompon Cegah Stunting (Ponting), masyarakat dapat meningkatkan awareness tentang bahaya dari Stunting. Masyarakat, terutama ibu hamil dan ibu yang sedang mengasuh anak dapat meningkat wawasannya mengenai pentingnya menerapkan perilaku hidup sehat dan pola asuh yang baik dalam kehidupan sehari-hari untuk ibu dan anak sehingga buah hati dapat terhindar dari ancaman stunting.” ujar Helena.