Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021/2022 Memberikan Sosialisasi Mengenai Pentingnya Mengetahui Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini di Desa Ngembak

DSCF2479

Ngembak (27/07/2022) – Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Sedangkan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan yang dialami anak secara menyeluruh, mulai dari segi fisik hingga sosio emosional anak. Usia dini adalah masa kritis bagi anak karena di periode inilah otak anak berkembang dengan sangat pesat dan masih bisa berubah sesuai bentukan orang tua hingga faktor lingkungan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan perkembangan anak usia dini yang paling krusial adalah pada 1.000 hari pertama kehidupan (dari awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun). Usia dini adalah masa kritis bagi anak karena di periode inilah otak anak berkembang dengan sangat pesat dan kapasitas otak anak berkembang hingga 80 persen dibanding otak orang dewasa. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang perlu diperhatikan oleh para ibu, yakni perkembangan fisik dan motorik, kemampuan berkomunikasi atau berbahasa, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosial dan emosional.

DSCF2428
Poster-Mono-PAUD

Untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya memperhatikan aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini, mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021/2022 dari program studi psikologi berinisiatif untuk mengadakan sosialisasi yang membahas mengenai aspek-aspek perkembangan apa saja yang perlu diperhatikan oleh para ibu yang memiliki anak usia dini. Pelaksanaan program diadakan di PAUD Belia yang terletak di Desa Ngembak, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan pada hari Rabu, 27 Juli 2022. Program ini dilakukan dengan metode ceramah serta diadakan sesi tanya jawab. Di akhir pelaksanaan, mahasiswa memberikan poster mengenai aspek-aspek perkembangan anak usia dini kepada pihak PAUD Belia.

Informasi mengenai pentingnya mengetahui aspek-aspek perkembangan anak usia dini perlu dilakukan kepada seluruh orang tua karena untuk mewujudkan anak usia dini yang sehat, keempat aspek ini harus berjalan secara berdampingan. Artinya, orangtua dituntut mengembangkan kecerdasan anak bukan hanya diukur dari kemampuannya di satu aspek saja. Pelaksanaan program berjalan dengan lancar dan ibu-ibu mendengarkan materi dengan seksama. Beberapa ibu mengajukan pertanyaan setelah sesi pemberian materi. Diharapkan dengan pemberian sosialisasi ini mampu menambah wawasan pada ibu mengenai perkembangan yang perlu diperhatikan ketika anak berada pada usia dini guna tumbuh kembang anak yang optimal.

Penulis : Shafina Hasna Yustianita
DPL : Dra. Dewi Rostyaningsih, M.Si
Lokasi : Desa Ngembak, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan, Jawa Tengah