Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Ajak Remaja Desa Jomblang Untuk Cegah Stunting
Foto bersama Remaja-Remaja Jomblang
Semarang (19/07/2022) – Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro yang berjumlah kurang lebih 6 orang mengajak para remaja di Rw 1 Kelurahan Jomblang untuk ikut serta menekan risiko stunting pada anak. Kegiatan pencegahan tersebut dilakukan bersamaan dengan diadakannya kegiatan Posyandu remaja Rw 01 yang rutin diadakan setiap bulan di minggu ke 2. Mengingat Tingginya angka stunting di kelurahan Jomblang maka dalam acara tersebut mahasiwa KKN tim II Undip Mengambil tema “Dampak Usia Pernikahan Dini Terhadap Risiko Stunting Pada Anak. tujuan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para remaja akan risiko stunting yang terjadi akibat pernikahan dini.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Fakta lainnya ialah sebesar 43,5% kasus stunting di Indonesia terjadi pada anak berumur di bawah tiga tahun (batita) dengan usia ibu 14-15 tahun, sedangkan 22,4% dengan rentang usia 16-17 tahun.
Lantas apa hubungan stunting dengan pernikahan dini?
Jadi, Saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang, serta belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar. Tak hanya itu, pernikahan pasangan di bawah umur juga belum didukung oleh kemampuan finansial yang mapan yang menentukan asupan gizi yang didapatkan anak.
Menyadari bahwa stunting merupakan salah satu masalah Kesehatan yang berisiko tinggi, maka sebagai remaja perlu mengenal dan mempelajari usaha pencegahannya. Salah satu hal yang dapat menekan risiko stunting pada anak ialah menghindari pernikahan dini.
Foto saat Pelaksanaan Program
Setelah acara sosialisasi selesai maka dilakukan penempelan poster di area posyandu dengan harapan poster tersebut dapat mampu menyadarkan dan mengingatkan remaja akan risiko stunting akibat pernikahan dini. Untuk menutup kegiatan ini diadakan sesi game dan pembagian doorprise kepada para peserta yang mampu menjawab pertanyyan seputar materi yang telah diberikan sebelumnya serta diadakan pembagian tablet tambah darah kepada para remaja putri kegiatan ini berlangsung sangat baik dan kondusif.
Foto Penempelan Poster
“Kegiatan Sosialisasi ini sangat interaktif, seru dan menarik!, selain itu dengan adanya sosialisasi ini membuat kami ( Para remaja) memahami dan menyadari dampak usia pernikahan dini terhadap risiko stuntimg yang sebelumnya belum kami ketahui. “ Ucap Nia, salah satu peserta sosialisasi.
Melalui sosialisai yang diadakan oleh mahasiswa KKN Undip di Kelurahan Jomblang ini diharapkan mampu menekan angka stunting yang terjadi di Kelurahan Jomblang dan mampu meningkatkan kesadaran remaja dan masyarakat akan bahaya stunting pada anak.
Penulis : Kelompok 2 KKN TIM II UNDIP Kel. Jomblang
Editor : Hendrik. A.S
Lokasi : Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari,, Kota Semarang.