Cinta Lingkungan Sejak Dini, Mahasiswa KKN Tim II Undip Memecahkan Masalah Sampah Plastik dengan Metode Ecobrick
Semarang, Bangetayu Wetan (30/7) – Sampah plastik merupakan sampah yang paling dekat dengan masyarakat, di mana hampir di setiap kegiatan setidaknya melibatkan penggunaan plastik. Penambahan jumlah sampah saat ini, terlebih sampah rumah tangga dan sampah plastik, sangat berdampak besar bagi kehidupan laut, dimana seluruh sampah yang berasal di darat dapat terbawa oleh air hujan menuju sungai akan berakhir di laut yang dapat mengganggu ekosistem laut.
Maka dari itu, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat untuk menjadikan sampah plastik menjadi suatu bahan kerajinan daur ulang. Telah banyak solusi daur ulang sampah plastik, beberapa diantaranya di daur ulang menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tas, tempat pensil, dan sebagainya. Sekarang telah muncul sebuah alternatif untuk pemanfaatan sampah plastik yang tidak dapat di daur ulang menjadi kerajinan yang telah disebutkan, yaitu ecobrick.
Ecobrick menjadi salah satu solusi dalam pemanfaatan sampah plastik di kehidupan sehari-hari sebagai bentuk usaha pengurangan sampah plastik di lingkungan. Ecobrick merupakan botol plastik yang berisi sampah plastik yang telah dibersihkan, kemudian dipadatkan untuk mendapatkan bata bangunan yang dapat digunakan terus menerus.
Mengapa ecobrick adalah solusi yang baik? Karena sistem daur ulang sampah plastik yang mengonsumsi terlalu banyak energi dan diperlukan orang-orang yang bekerja pada lingkungan beracun.
Ecobrick adalah solusi dengan energi yang rendah dan pemanfaatan sampah plastik yang tidak berguna lagi, karena sampah plastik akan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai. Tumpukan sampah plastik yang terlalu melebihi kapasitas berpotensi menelantarkan sampah ke lingkungan yang bukan tempatnya tak terkecuali di kali maupun sungai yang berujung hanyut ke lingkungan pesisir.
Salah satu fenomena yang disebabkan sampah plastik yaitu banjir di daerah pesisir utara Semarang seperti di Banjir Kanal Timur dan Pantai Tirang. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan dapat memicu permasalahan lingkungan yang serius di masa depan.
Kondisi tersebut mendorong mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022, Feby Fahriani Kamilia (20), untuk melaksanakan program kerja berupa edukasi mengenai bahaya sampah plastik bagi lingkungan hidup, terutama laut serta mempraktikkan langsung cara pembuatan ecobrick kepada anak-anak di RW 7, Kelurahan Bangetayu Wetan.
Pengadaan Ecobrick berupa kerajinan tangan di lingkungan Kelurahan Bangetayu Wetan bertujuan agar gaya hidup masyarakat sehari-hari selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebersihan guna terciptanya lingkungan yang sehat serta tercapainya target dalam mengurangi limbah plastik.
Dari program kerja yang telah terlaksana, diharapkan warga, terutama anak-anak, dapat termotivasi oleh macam-macam rancangan, edukasi, maupun gagasan ide dari Mahasiswa KKN. Kegiatan ini dilaksanakan di minggu keempat kegiatan KKN. Program kerja dilaksanakan secara langsung di balai warga RW 7, Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang sebagai bentuk peduli Mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan hidup warga yang sehat, bersih, dan tertata.
Penulis: Feby Fahriani Kamilia
DPL : Agus Naryoso., S.Sos., M.Si.