Edukasi Mengenai PMK Dan Mengenali Hewan Qurban (Sapi Dan Kambing) Yang Tidak Terjangkit Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK)

PMK-Peternak

Semarang (12/08/2022), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular dan menyerang semua hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, babi, kambing, dan domba. PMK disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam genus Apthovirus. PMK memiliki angka kesakitan yang tinggi namun tingkat kematian rendah (5%). PMK pada ternak tidak menular ke manusia (bukan zoonosis). Sapi dan kambing merupakan ternak yang banyak dipilih sebagai hewan qurban pada saat hari raya Idul Adha. Penyakit Mulut dan Kuku saat ini sedang mewabah di Indonesia.

Upaya menyelesaikan kondisi tersebut, mahasiswa TIM II KKN UNDIP 2021/2022 yang bernama Usama Ash Shidiqy Ikhsan dari Program Studi S1-Peternakan melakukan edukasi mengenai PMK dan mengenali hewan qurban (sapi dan kambing) yang tidak terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sasaran dari kegiatan ini yaitu peternak kambing di Desa Tambakaji. Kegiatan edukasi ini dilaksanakan secara langsung (door to door) ke peternak dan masyarakat Tambakaji RW 10 menggunakan media poster. Poster memiliki peranan sebagai alat bantu memudahkan peternak menerima informasi pada saat kegiatan berlangsung. Selain menggunakan poster, Usama (21) juga melakukan pendataan dan pengawasan hewan qurban bebas PMK di masjid Nurul Falah RW 7 sebagai upaya memutus wabah PMK di Indonesia.

Pendataan-ternak

Hewan qurban yang terkena PMK ditandai dengan tanda klinis meliputi terdapat lepuh/lesi pada gusi, lidah, hidung, dan kuku, ternak tidak mampu berjalan (pincang), air liur berlebihan, hilang nafsu makan, dan bobot badan menurun. Tips mengolah daging kurban saat wabah PMK meliputi daging tidak dicuci sebelum diolah, jika langsung diolah, rebus daging/jeroan dalam air mendidih selama 30 menit , jika tidak langsung diolah, simpan daging/jeroan pada suhu dingin minimal 24 jam dan simpan pada suhu beku (freezer), dan bekas kemasan daging/jeroan direndam dulu dengan disinfektan sebelum dibuang,
Kegiatan edukasi berjalan dengan lancar dan memperoleh respon positif dari peternak dan masyarakat. Harapan dari adanya edukasi ini peternak dan warga paham mengetahui penyakit PMK dan mampu mengenali hewan qurban yang tidak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Penulis : Usama Ash Shidiqy Ikhsan, S1-Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
DPL : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A.
Lokasi : Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah