MENGIKIS PATRIARKI, BERSAMA MAHASISWA KKN UNDIP WUJUDKAN KESETARAAN GENDER
Karangkemojing, Gumelar – (12/8) Kesetaraan gender saat ini bukan lagi menjadi suatu hal yang asing bagi sebagian besar masyarakat. Meskipun begitu, pemahaman akan makna kesetaraan gender itu sendiri masih sangat rendah. Budaya patriarki yang mengakar kuat dan membelenggu masyarakat menjadi salah satu penyebab biasnya kesadaran dan pemahaman akan kesetaraan gender.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender menyebabkan terjadinya diskriminasi, rasisme, pembatasan hak seseorang, bahkan Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Sebagai upaya meningkatkan kesadaraan akan pentingnya kesetaraan gender, Shofy Nurul Ramadhani mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro tahun 2022 dari Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Desa Karangkemojing Kecamatan Gumelar merancang sebuah program kerja “Penanaman Pemahaman Kesetaraan Gender Pada Anak-Anak”.
Program kerja berbasis SDGs Nomor 5 yaitu Gender Equality ini ditujukan kepada anak-anak usia sekolah dasar. Penanaman paham kesetaraan gender sedini mungkin bertujuan agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengikis masalah ketimpangan gender di masyarakat. Selain itu, program ini juga dibuat berdasarkan kondisi masyarakat di Desa Karangkemojing yang masih cukup kuat budaya patriarkinya.
Dengan demikian, pada Rabu (20/7/2022) KKN TIM II Universitas Diponegoro Desa Karangkemojing menyelenggarakan sosialisasi dan pembelajaran interaktif mengenai kesetaraan gender kepada siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri 4 Karangkemojing. Program kerja ini di buka oleh Kepala SD Negeri 4 Karangkemojing, Bapak Saryoto. Materi yang disampaikan mengangkat mengenai kehidupan sehari-hari yang tanpa kita sadari justru memupuk budaya patriarki yang seringkali dianggap lumrah. Metode pembalajaran interaktif dipilih karena di dalam prosesnya siswa-siswi tidak hanya diberikan materi tetapi juga bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari yang membantu siswa dalam pemahaman materi dan siswa juga turut berpartisipasi aktif. Selama pelaksanaan program ini, siswa-siswi sangat antusias. Dilihat dari banyaknya siswa-siswi yang aktif bertanya dan memberikan tanggapan terkait materi.
Melalui program ini diharapkan anak-anak mampu memahami dan mampu menerapkan makna kesetaraan gender sehingga dapat mengikis budaya patriarki. Hal kecil yang mengandung nilai patriarki di masyarakat yang terus diturunkan kepada anak cucu kita inilah yang menyebabkan sulitnya menghapus patriarki di Indonesia. Peran generasi muda dalam mewujudkan kesetaraan gender sangatlah besar. Dibutuhkan pemahaman yang utuh akan makna dari kesetaraan gender itu sendiri. Kebebasan bukan hanya tentang laki-laki tetapi juga perempuan. Saling menghormati dan menghargai serta pemenuhan hak setiap warga negara tanpa terkecuali menjadi hal yang wajib ditegakkan. Ketika kesetaraan gender dapat terwujud, maka akan memperkuat negara kita untuk terus berkembang, mengurangi kemiskinan dan memerintah secara efektif.