#GogikTolakBeritaHoax! Memulai Kebiasaan Verifikasi Berita dan Ber-etiket dalam Penggunaan Media Sosial Bersama Masyarakat Gogik

Screenshot-2022-08-12-04-09-16-26-6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7

Sosialisasi verifikasi berita hoax dan pematuhan UU ITE dalam berkomunikasi di media sosial

Gogik, Ungaran Barat – Era Disrupsi memudahkan kita untuk mengakses informasi kapanpun, dimanapun, dengan media apapun. Bagi kelompok masyarakat yang telah melek tekhnologi, setiap detiknya akan terkena paparan informasi. Namun, apakah informasi yang didapatkan dapat dipercaya seluruhnya? Berangkat dari pertanyaan tersebut, Stefany Putri (20), mahasiswa tim II KKN UNDIP tergerak untuk memberikan sosialisasi mengenai verifikasi berita kredibel serta etiket dalam berkomunikasi di media sosial.

Sosialisasi dilaksanakan pada Sabtu (23/07) kemarin, bertempatkan di Masjid Gintungan dan dihadiri oleh kelompok masyarakat Desa Gogik. Dalam pemaparan materi, Fany (sapaan akrabnya) menggunakan media video serta power point.

Cakupan materi yang diberikan meliputi pengertian hoaks, tujuan pembentukan berita hoaks, alasan berita hoaks tetap marak, bahaya paparan berita hoaks, pemberantasan berita hoaks, contoh kasus berita hoaks dan berita bohong yang menggemparkan Indonesia, dan cara memilah berita dari platform media yang kredibel. Sosialisasi berjalan dengan kondusif.

Selain itu, mahasiswa juga memaparkan etiket berkomunikasi di media sosial agar terhindar dari jerat pelanggaran UU ITE. Materi terkait etiket juga merupakan usulan dari wakil ketua TP PKK Desa Gogik, karena permasalahan penggunaan media sosial dapat memengaruhi permasalahan sosial lainnya. Sebagai contoh, penyebarluasan konten pornografi, selain melanggar UU ITE, hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial lain yang lebih serius.

“Seperti contohnya konten pornografi misalnya, ketika konten itu disebarluaskan dan sampai ke tangan anak di bawah umur, bayangkan apa yang akan terjadi? MBA (Married by Accident) bisa terjadi, lalu pada saat hamil gizi Ibu tidak tercukupi, akhirnya anak lahir kekurangan gizi, ketika ekonomi orang tuanya tidak stabil maka tidak ada perbaikan gizi, apa hasilnya? MAsalah stunting. Jadi hal ini saling berkaitan,” tutur wakil ketua TP PKK Desa Gogik.

Menanggapi keresahan tersebut, Fany memutuskan program ini tidak terhenti pada saat sosialisasi selesai dilakukan, dengan periode waktu 13 hingga 19 Agustus, diadakan lomba untuk seluruh kalangan masyarakat Desa Gogik. Lomba ini dilaksanakan di media sosial Instagram, peserta (warga Desa Gogik) mempublikasikan foto terbaiknya beserta quotes original karya mereka dengan tema pemberantasan berita hoaks serta etiket berkomunikasi di media sosial. Tujuan dari lomba ini, agar paparan materi sosialisasi dapat melekat dengan jangka waktu lama di hati masyarakat.

20220812-035409-0000

Poster lomba

“Saya sangat berharap warga Desa Gogik mulai membiasakan diri memverifikasi segala informasi dan berita yang didapatkan dari media sosial. Selain itu, warga Desa Gogik dapat lebih bijak berkomunikasi di media sosial. Karena di era serba digital seperti ini, bukan hanya dampak positif yang dapat menerpa, namun, dampak negatif juga harus diwasapadai,” ujar mahasiswi yang beberapa minggu lagi menginjak semester tujuh itu. (Fan/Fan)

Penulis: Stefany Putri Feryviana Novitasari
NIM : 14040119130077
Prodi : S1 Ilmu Komunikasi
DPL : Dr. Naniek Utami Handayani, S.Si., MT.
Lokasi KKN : Desa Gogik, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang, Jawa Tengah